tirto.id - Rebo Wekasan sudah menjadi tradisi di kalangan Muslim dalam memperingati hari Rabu terakhir di bulan Safar.
Kata Rebo memiliki makna hari Rabu. Sedangkan Wekasan merupakan pengertian dari "akhir".
Di lain sisi, bulan Safar selama ini dianggap menjadi waktu diturunkannya bencana dari langit. Meskipun hal ini sudah dibantah oleh Nabi Muhammad SAW melalui salah satu hadis yang berbunyi:
"Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Tidak ada penyakit menular (yang berlaku tanpa izin Allah), tidak ada buruk sangka pada sesuatu kejadian, tidak ada malang pada burung hantu, dan tidak ada bala (bencana) pada bulan Safar (seperti yang dipercayai),".
Oleh sebab itu, Rebo Wekasan kerap dikait-kaitnya dengan kegiatan menolak bala dan sering dilakukan pada hari Rabu terakhir selama bulan Safar.
Pengertian Rebo Wekasan dan Kitab Rujukan
Di kalangan masyarakat Jawa Timur, mereka sering menyebutnya dengan istilah rebo wekasan.
Sementara mayoritas orang Jawa Barat dan Jawa Tengah kerap mengatakan sebagai rebo pungkasan atau rebo kasan.
Rebo wekasan, rebo pungkasan, atau rebo kasan ini merujuk pada hari Rabu terakhir setiap bulan Safar dalam kalender Islam atau Hijriah.
Dalam skripsi berjudul "Penggunaan Ayat-Ayat Al-Qur'an Dalam Ritual Rebo Wekasan (Studi Living Qur'an di Desa Sukorono, Kec. Kalisat, Kab. Jember) yang ditulis Umi Nuriyatur Rohmah tahun 2014, salah satu praktik ritual rebo wekasan ialah menuliskan ayat-ayat Al'Qur'an di atas piring porselen putih.
Piring tersebut dicelupkan ke dalam air dan diminum. Hal ini mempunyai manfaat untuk mencegah bencana yang turun di hari itu. Praktiknya disebut dengan pembuatan jimat.
Ayat yang dituliskan di antaranya ialah surah Yasin ayat 58, surah Al-Shaffat ayat 79-80, surah Al-Shaffat ayat 109-110, Al-Shaffat ayat 130-131, surah Az-Zumar ayat 73, surah Al-Ra'd ayat 24, hingga surah Al-Qadr ayat 5.
Dalam kesimpulannya, Umi Nuriyatur Rohmah menuliskan penggunaan ayat-ayat Al-Qur'an dalam ritual rebo wekasan merupakan praktik setiap 1 tahun sekali dengan tujuan menolak musibah yang turun pada hari Rabu terakhir bulan Safar.
Rujukan ritual rebo wekasan ialah kitab Tajwid Madura dan Kanzun Najah, yang menerangkan sesungguhnya setiap hari Rabu terakhir di bulan safar, Allah SWT menurunkan malapetaka 320.000 dari langit.
Kemudian, disarankan untuk salat 4 rakaat, dengan tiap rakaat membaca surah Al-Fatihah, surah Al-Kausar (17X), Al-Ikhlas (5X), surah Al-Falaq (1X) dan surah An-Nas (1X). Lantas dilanjutkan dengan membaca doa demi melindungi diri dari malapetaka di hari tersebut.
Tulisan Wafaq Rebo Wekasan
Meski Rasulullah Muhammad SAW telah bersabda dalam sejumlah hadis bahwa tidak ada kesialan dalam bulan Safar, namun beberapa kelompok masyarakat termasuk suku Jawa masih meyakini bahwa Rebo Wekasan sebagai hari yang keramat.
Berdasarkan keterangan via akun Facebook Pondok Pesantren Nurul Jadid, rajah Rebo Wekasan seperti yang tertera di dalam gambar ditulis pada kertas polos pada bulan Shafar atau hari Rabu yang terakhir.
Rajah Rebo Wekasan tersebut kemudian dibacakan doa sebagai berikut ini:
- Salamaun Qoulam Min Robbir Rohim
- Salamun Ala Nuhin Fil Alamin Inna Kadzalika Nazjil Muhsinin
- Salamun Ala Ibrohim Kdzalika Nazjil Muhsinin
- Salamun Ala Musa Wa Harun Inna Kadzalika Nazjil Muhsinin
- Salamun Ala Il Yasin Inna Kadzalika Nazjil Muhsinin
Khasiat yang dihasilkan ialah menjadi wasilah dan terhindar dari bala atau untuk tolak bala.
Contoh Wafaq Rebo Wekasan
Contoh wafaq rebo wekasan dapat didownload melalui link berikut ini:
Editor: Dhita Koesno