Menuju konten utama

Tanda Bahaya COVID-19 Anak: Waspadai MIS-C yang Sebabkan Kematian

Apa saja tanda bahaya Covid-19 pada annak dan apa itu MIS-C yang bisa berpotensi serius hingga kematian.

Tanda Bahaya COVID-19 Anak: Waspadai MIS-C yang Sebabkan Kematian
Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada anak saat vaksinasi massal di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (19/2/2022). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nym.

tirto.id -

Apa saja tanda bahaya yang perlu orangtua cermati ketika anak positif Covid-19?

Kasus COVID-19 pada anak mengalami tren peningkatan yang cukup tinggi dalam sebulan terakhir ini. Hal ini disampaikan Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso.

"Laporan teman-teman di cabang, pasien anak saat ini dibanding Januari sudah 10 kali lipat lebih banyak. Tren kenaikannya luar biasa," kata Piprim Basarah Yanuarso.

Ia mengatakan tren peningkatan kasus COVID-19 pada anak meningkat sejak 24 Januari 2022 sebanyak 646 pasien, 31 Januari 2.775 pasien, dan 7 Februari mencapai 7.190 pasien.

"Artinya 300 persen naiknya," katanya

Tanda Bahaya COVID-19 pada Anak

Dokter spesialis anak konsultan penyakit infeksi dan pediatri tropis Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), M.Trop.Paed dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memberikan beberapa tanda bahaya saat anak terkena COVID-19.

Ia mengatakan, meski gejala COVID-19 pada anak seringkali ringan, namun ada tanda bahwa anak memerlukan perawatan darurat seperti:

- kuduk kaku,

- ruam,

- silau,

- kejang,

- lengan dan kaki dingin,

- pucat atau kebiruan,

- menangis yang tidak tidak seperti biasa,

- hingga penurunan kesadaran.

- sesak,

- tidak mau menyusui,

- tidak bereaksi karena otaknya kena,

- tidak mau makan dan minum,

- dan tidak mau beraktivitas seperti biasa

Apa Itu MIS-C pada Anak Penderita Covid-19

Hindra juga mengingatkan adanya Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) yang bisa menjangkiti anak dengan riwayat pernah terinfeksi atau melakukan kontak dengan penderita COVID-19.

ia memaparkan, MIS-C merupakan kondisi saat berbagai organ tubuh seperti jantung, paru-paru, otak, ginjal, kulit, mata, dan saluran cerna, mengalami peradangan. MIS-C bisa bersifat serius hingga mengakibatkan kematian.

"Namun, sebagian besar dapat sembuh dengan pengobatan," imbuhnya.

Adapun MIS-C ditandai dengan demam berkepanjangan ditambah satu atau lebih dari gejala seperti nyeri lambung, mata kemerahan, diare, pusing, ruam, dan muntah. Hindra mengingatkan, gejala tersebut dapat berbeda pada tiap anak.

Sebagai informasi, kasus konfirmasi COVID-19 pada anak di Indonesia meningkat tajam. Dari 676 kasus pada 24 Januari 2022, jumlahnya terus naik hingga 7.190 kasus pada 7 Februari 2022. Sejak kemunculan varian Omicron, 3 persen kematian terjadi pada balita.

Lima gejala yang paling banyak dialami anak saat terkena COVID-19 varian Omicron, kata Hindra, yaitu hidung meler, sakit kepala, kelelahan, bersin-bersin, dan sakit tenggorokan.

Oleh karena itu, Hindra yang kini berpraktik di RS Pondok Indah itu mengingatkan para orang tua untuk selalu memastikan anak menjalani protokol kesehatan dengan baik untuk mencegah penularan COVID-19 dan melakukan vaksinasi jika anak sudah berusia 6 tahun.

"Protokol kesehatan ini juga harus dilakukan bersama-sama agar keberhasilannya bisa dicapai. Kemudian vaksin. Apapun variannya, vaksinnya tetap sama. Vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia," kata Hindra sebagaimana dikutip Anatara.

Baca juga artikel terkait COVID-19 atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Iswara N Raditya