Menuju konten utama

Takata Ajukan Kebangkrutan di AS dan Jepang

Produsen kantong udara asal Jepang, Takata Corp mengajukan kebangkrutan di AS dan Jepang untuk menyelamatkan keuangan Takata.

Seorang pekerja sedang melintas di depan papan Takata. Foto/inautonews.

tirto.id - Takata Corp, perusahaan kantong udara (airbag) asal Jepang mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat dan Jepang. Takata juga akan mencari bantuan senilai 1,6 miliar dolar atau sekitar Rp21 triliun dari sebuah perusahaan di AS, setelah melakukan recall kantung udara selama satu dekade terakhir dan yang terbesar dalam industri otomotif.

Takata dipersalahkan atas kerusakan inflator kantung udara yang menyebabkan 16 orang tewas dan lebih dari 180 orang luka-luka di seluruh dunia sehingga harus melakukan recall terhadap produknya dari pasaran. Takata pun harus bertanggung jawab atas tuntutan hukum dan biaya yang ditimbulkan akibat penarikan (recall).

Takata mengajukan kebangkrutan di AS pada Minggu (25/6/2017) dengan beban tanggung jawab sebesar 10 sampai 50 miliar dolar. Sedangkan Takata di Jepang mengajukan perlindungan kebangkrutan kepada Pengadilan Distrik Tokyo pada Senin (26/6/2017). Bursa Saham Tokyo mengatakan saham perusahaan itu dihapus dari pencatatan mulai 27 Juli.

Pengajuan kebangkrutan tersebut akan menyelamatkan keuangan Takata karena pihak perusahaan sponsor dari KSS (Key Safety Systems) asal AS akan membantu Takata dengan mengeluarkan jutaan airbag pengganti. Di sisi lain, cara itu dinilai tidak akan menyelesaikan masalah secara menyeluruh.

Perlu diketahui Takata merupakan perusahaan berusia 84 tahun, menghadapi tuntutan hukum dan biaya yang harus dibayar terkait recall kepada kliennya, termasuk Honda, BMW, Toyota Motor Corp dan merek lainnya. Namun melalui kesepakatannya dengan KSS, Takata mengungkapkan bahwa perusahaan dapat terus beroperasi tanpa gangguan.

"Kami percaya bahwa tindakan ini dilakukan di Jepang dan AS adalah cara terbaik untuk mengatasi biaya dan kewajiban yang terus berlanjut dari masalah inflator kantung udara dengan pasti dan secara terorganisir," kata Shigehisa Takada CEO Takata dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Antara.

Jason Luo, Presiden dan CEO KSS, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "kekuatan mendasar" bisnis Takata tidak berkurang meski terjadi recall airbag secara besar-besaran karena memiliki basis karyawan yang terampil, jangkauan geografis dan produk keselamatan lainnya seperti sabuk pengaman.

Sebagai bagian dari rencana perlindungan kebangkrutan, KSS akan mengakuisisi semua aset Takata yang membatasi aset dan operasi tertentu yang terkait dengan inflator airbag yang terlibat dalam penarikan global dalam kesepakatan yang direncanakan tersebut, kata kedua perusahaan tersebut.

Takata akan terus beroperasi untuk mengganti inflator yang terkena dampak serta memasok suku cadang pengganti recall, kemudian pada akhirnya akan menghentikan operasi tersebut.

Sedangkan pelanggan terbesar Takata yakni Honda Motor Co mengungkapkan bahwa pihaknya tidak mencapai kesepakatan akhir mengenai tanggung jawab atas recall airbag Takata. Honda akan terus berbicara dengan pihak pemasok guna mengantisipasi kesulitan dalam memenuhi klaim atas masalah itu.

Baca juga artikel terkait TAKATA atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Bisnis
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora