Menuju konten utama

Survei Median: Elektabilitas Jokowi Unggul, Tapi Publik Kurang Puas

Berdasarkan hasil survei Median, elektabilitas Jokowi naik meskipun responden mengaku kurang puas dengan kinerja pemerintahannya.

Survei Median: Elektabilitas Jokowi Unggul, Tapi Publik Kurang Puas
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan pada acara Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW Tahun 1439 H di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/4/2018).ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - Lembaga Media Survei Nasional (Median) menyatakan elektabilitas Joko Widodo unggul dibanding tokoh lain. Meski demikian, mayoritas responden masih belum puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-JK, sehingga 46,37 persen responsden menginginkan pergantian pemimpin.

Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil survei Median yang dilakukan pada 24 Maret hingga 6 April 2018 terhadap 1.200 responden. Tingkat kepercayaan survei yang dilakukan Median adalah 95 persen, dengan Margin of Error kurang lebih 2,9 persen. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik multi stage random.

Direktur Riset Median Sudarto berkata, ada 45,22 persen responden yang mengaku ingin Jokowi kembali terpilih menjadi Presiden pada Pilpres 2019. Namun, angka itu di bawah persentase responden yang ingin Jokowi diganti tokoh lain, yakni 46,37 persen.

“Permasalahannya tidak beranjak dari survei kami di Februari 2018. Sebagian besar masih karena kinerja ekonomi Jokowi belum baik sampai April 2018, walau infrastruktur diakui sebagai keunggulan,” kata Sudarto, di Kawasan Cikini, Jakarta, Senin (16/4/2018).

Pada survei Median, pada 1-9 Februari 2018 diketahui 15,6 persen responden menganggap kesenjangan ekonomi sebagai masalah utama di Indonesia. Masalah lain yang dianggap penting adalah tingginya harga bahan kebutuhan pokok (13,1 persen) dan korupsi (10,1 persen).

"[Pembangunan infrastruktur] itu tak mampu menutupi kesusahan riil yang mereka rasakan sehari-hari,” kata Sudarto.

Akan tetapi, meski banyak responden yang ingin Jokowi diganti, politikus dari PDIP itu ternyata masih unggul dibanding nama-nama bakal capres lain. Jokowi meraih 36,2 persen dukungan mengungguli elektabilitas Prabowo (20,4 persen), Gatot (7 persen), Jusuf Kalla (4,3 persen), dan Anies Baswedan (2 persen).

Menurut Sudarto, elektabilitas Jokowi mengalami peningkatan dibanding survei lembaganya pada Februari 2018. Dukungan terhadap Jokowi naik 1,2 persen.

Pada survei yang sama ditemukan fakta, tokoh yang mendapat penurunan elektabilitas terbesar dibanding Februari 2018 adalah Anies (4,5 persen menjadi 2 persen), Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (3,3 persen menjadi 1,8 persen), Prabowo (21,2 persen menjadi 20,4 persen), dan Hary Tanoe (1,7 persen menjadi 1,6 persen).

Pemilih Cak Imin Setia Terhadap Jokowi

Selain itu, Median juga membuat skenario pasangan capres-cawapres untuk pemilu di survei yang dilakukan pada 24 Maret hingga 6 April 2018. Hasil simulasi menunjukkan, Jokowi mendapat elektabilitas tertinggi jika berpasangan dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

"[Jokowi mendapat elektabilitas tertinggi] jika berpasangan dengan Muhaimin, Hary Tanoesoedibjo, Wiranto, Chairul Tanjung (CT), Zulkifli Hasan. Nama lain kami andaikan agak sulit dipasangkan dengan Jokowi. Kami pasangkan dengan nama-nama [tokoh] koalisinya saja," kata Sudarto.

Berdasarkan survei itu, diketahui 100 persen responden yang memilih Cak Imin bersedia mendukung Jokowi jika jagoannya berduet dengan sang petahana. Fenomena itu disebut terjadi karena besarnya upaya Cak Imin membentuk citra sebagai kandidat wapres.

"Kedua, memang Cak Imin bagian koalisi Jokowi sehingga 100 persen pendukungnya mau memilih kalau ia dipasangkan dengan Jokowi," ujar Sudarto.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Abdul Aziz