tirto.id - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengaku tak mau sembrono menghadapi Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
Sekretaris Balai Pelatihan dan Kaderisasi DPP PDIP, Eva Sundari menyatakan setiap lawan Jokowi di Pilpres 2019 tidak bisa dipandang remeh karena memiliki keunggulan masing-masing.
"Setiap lawan adalah berat, kami hormati dan waspadai. Kalahnya Ahok memberi pelajaran ke kami, jangan kepedean," kata Eva saat dihubungi Tirto, Kamis (12/4/2018).
Kekalahan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017, kata Eva, merupakan bukti petahana juga bisa kalah dari penantang baru. Sehingga, menurutnya, siapapun penantangnya mesti mendapatkan perhatian penuh.
Terlebih, kata Eva, pertarungan di Pilpres mendatang kali ini akan lebih dinamis ketimbang tahun 2014. Karena, menurutnya, saat ini publik sudah peka teknologi informasi dan opini-opini di sosial media.
"Perangnya darat dan udara, cara terbaik adalah tetap rendah hati dan waspada," kata Eva.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua DPP PDIP, Andreas Hugo Pareira. Menurutnya, PDIP sebagai partai pengusung Jokowi akan mempersiapkan sebaik mungkin untuk memenangi Pilpres 2019.
"PDI Perjuangan sebagai partai pengusung Jokowi tentu harus siap dengan berbagai kemungkinan,” kata Andreas saat dihubungi, Kamis (12/4/2018).
Pada Rabu (11/4/2018), Gerindra resmi mendeklarasikan Prabowo sebagai capres 2019, di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Deklarasi tersebut dilakukan bersamaan dengan rapat koordinasi nasional (rakornas) partai berlambang garuda tersebut.
Hadir dalam deklarasi tersebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno, Presiden PKS Shohibul Iman, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, serta sejumlah pengurus teras DPP Gerindra, dan kader-kader Gerindra.
Dengan deklarasi tersebut, saat ini terdapat dua tokoh yang resmi maju sebagai capres 2019, yakni Jokowi dan Prabowo. Sesuai jadwal KPU, pendaftaran capres akan dibuka Agustus tahun ini.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yuliana Ratnasari