tirto.id - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan mengatakan bahwa lebih dari 50 persen responden berharap agar bahan bakar minyak (BBM) tidak naik dan rela nambah utang daripada BBM dinaikkan.
"Hampir 60 persen masyarakat menyatakan sebaiknya BBM enggak usah dinaikkan walaupun itu akan menambah utang," Kata Hanan dalam rilis survei secara daring soal Kondisi Ekonomi dan Peta Politik Menjelang 2024 (https://youtu.be/bjnSZHEsnLY), Minggu (4/9/2022).
Dalam data yang disampaikan, angka spesifik responden yang minta BBM tidak naik dan rela menambah hutang ada pada angka 56,7 persen.
Sementara itu, angka mereka yang mendukung kenaikan BBM sehingga mengurangi beban APBN pada angka 26,5 persen. Di sisi lain, mereka yang tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 14,8 persen.
Hanan menuturkan, angka kepuasan presiden saat ini masih naik. Sebagai catatan, tingkat kepuasan presiden naik perlahan setelah turun pada Februari 2022 di 65,9 persen dari 71,4 persen di Desember 2021. Angka kepuasan Presiden naik dari 67,5 persen di Maret 2022 ke 72,3 persen per Agustus 2022.
"Nanti kita lihat apakah keputusan pemerintah menaikkan harga BBM terutama Pertalite dan solar itu nanti punya efek negatif terhadap kepuasan terhadap kinerja Presiden. itu baru kita bisa lihat beberapa waktu ke depan," jelas Hanan.
Survei digelar kepada 1.220 responden dengan margin of error 2,9 persen. Waktu survei berlangsung 13-21 Agustus 2022.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri