Menuju konten utama

Studi: Orang Tua yang Lucu Punya Hubungan Lebih Baik dengan Anak

Studi terbaru menemukan, orang tua yang sering melucu memiliki hubungan lebih baik dengan anak-anak. Humor mampu meredakan ketegangan & mempererat ikatan.

Studi: Orang Tua yang Lucu Punya Hubungan Lebih Baik dengan Anak
Keluarga Lucu. foto/istockphoto

tirto.id - Penelitian terbaru menyebutkan, anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang penuh humor, bersama ayah dan ibu yang lucu, cenderung memiliki hubungan yang lebih positif dan ikatan relasi yang kuat.

Humor adalah bahasa universal yang mampu menciptakan tawa dan kebahagiaan di setiap keluarga. Namun, tahukah Anda bahwa melucu juga bisa menjadi kunci dalam membangun hubungan yang sehat antara orang tua dan anak? Dalam dunia parenting, humor bukan hanya tentang lelucon yang membuat anak tertawa, tetapi juga tentang menciptakan ikatan emosional yang kuat dan suasana rumah yang lebih positif.

Saat anak-anak tumbuh, mereka menghadapi berbagai tantangan dan emosi yang terkadang sulit diungkapkan. Di sinilah peran humor masuk, membantu meredakan ketegangan dan membuka ruang komunikasi yang lebih terbuka antara orang tua dan anak. Dengan melucu, orang tua dapat menunjukkan kepada anak bahwa mereka peduli dan memahami perasaan mereka, tanpa membuat suasana terasa terlalu serius atau menekan.

Pentingnya Terus Melucu pada Anak

Keluarga Bahagia

Keluarga Bahagia. foto/istockphoto

Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di Journal Plos One (2024) menemukan, anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang penuh humor cenderung memiliki hubungan yang lebih positif dengan orang tua mereka. Mereka lebih merasa dekat dan lebih mungkin untuk berbagi perasaan mereka. Humor juga dapat mengurangi stres, memperkuat keterampilan sosial, dan bahkan meningkatkan kemampuan anak dalam menghadapi kegagalan atau kekecewaan.

Peneliti mensurvei 312 orang berusia antara 18 hingga 45 tahun. Lebih dari setengahnya mengatakan bahwa mereka dibesarkan oleh orang yang menggunakan humor, dan 71,8% setuju bahwa humor dapat menjadi alat parenting yang efektif. Mayoritas mengatakan bahwa mereka menggunakan atau berencana untuk menggunakan humor dengan anak-anak mereka dan percaya bahwa humor memiliki lebih banyak potensi manfaat daripada kerugian.

1. Humor Membangun Hubungan yang Kuat

Humor tidak hanya menciptakan tawa, tetapi juga membangun hubungan yang kuat antara orang tua dan anak. Berdasarkan penelitian, anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang menggunakan humor merasa lebih dekat dan memiliki pandangan positif tentang pengasuhan mereka. Mereka cenderung mengatakan bahwa mereka memiliki hubungan yang baik dengan orang tua mereka, dan bahwa mereka akan menggunakan teknik pengasuhan yang sama.

Dr. Benjamin Levi, penulis utama penelitian dan profesor pediatri di Penn State College of Medicine, menyebutkan bahwa humor bisa membuka perspektif baru dalam hubungan antara orang tua dan anak.

"Lelucon dapat memaksa kita untuk bereaksi berbeda, yang membuka peluang baru dalam hubungan," katanya. Ini menunjukkan bagaimana humor bisa menjadi cara bagi orang tua untuk terhubung dengan anak-anak mereka dengan lebih dalam.

2. Humor Sebagai Alat Penyelesaian Konflik

Humor juga bisa menjadi alat yang sangat efektif dalam menyelesaikan konflik atau menghilangkan ketegangan. Alih-alih menyelesaikan masalah dengan teguran atau kemarahan, lelucon ringan bisa meredakan suasana hati yang tegang dan membuat anak-anak lebih terbuka terhadap solusi.

"Humor dapat mengajarkan orang untuk berpikir secara fleksibel, meredakan stres, serta mendorong pemecahan masalah yang kreatif."

  • Benjamin Levi, profesor pediatri dan humaniora di Penn State College of Medicine serta penulis utama riset Humor in parenting: Does it have a role?

Menurut Anne Libera, profesor komedi di Columbia College Chicago, humor bisa membantu anak dan orang tua melihat masalah dari perspektif yang berbeda, menciptakan ikatan yang lebih kuat dari mana solusi masalah bisa muncul. Misalnya, saat anak Anda marah atau kecewa, sebuah lelucon ringan bisa menjadi cara untuk mengalihkan perasaan negatif dan membuka pintu untuk dialog yang lebih positif.

3. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa dan Keterampilan Pemecahan Masalah

Tidak hanya membantu dalam hubungan dan penyelesaian konflik, humor juga bisa meningkatkan keterampilan anak dalam berbahasa dan pemecahan masalah. Menurut Katie Hurley, seorang psikoterapis anak dan remaja, humor mendorong perkembangan bahasa, keterampilan literasi, dan kemampuan pemecahan masalah yang kreatif. Hal ini karena saat anak-anak terlibat dalam humor, mereka belajar berpikir di luar kebiasaan dan mencari solusi yang kreatif.

Humor juga dapat meningkatkan ketahanan mental dan membantu anak-anak mengatasi kekecewaan. Ketika anak-anak bisa menertawakan hal-hal yang tidak berjalan sesuai rencana, mereka cenderung lebih mudah menerima kegagalan dan bangkit kembali dari situasi sulit.

4. Humor Membantu Orang Tua Mengelola Stres

Selain bermanfaat bagi anak, humor juga bisa menjadi alat yang sangat berharga bagi orang tua untuk mengelola stres mereka sendiri. Ketika situasi di rumah mulai memanas, lelucon bisa menjadi cara bagi orang tua untuk menjaga jarak emosional dari stres, meredakan ketegangan, dan tetap tenang.

“Ada paralel yang menarik antara bisnis dan parenting, yang keduanya bersifat hierarkis. Dalam bisnis, humor telah terbukti membantu mengurangi hierarki, menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk kolaborasi dan kreativitas, serta meredakan ketegangan,” kata penulis riset Lucy Emery, yang saat itu merupakan mahasiswa kedokteran di Penn State College of Medicine dan kini menjadi residen pediatri di Boston Children’s Hospital.

“Meskipun hubungan orang tua-anak lebih penuh kasih dibandingkan dengan hubungan bisnis, situasi stres sering terjadi dalam parenting. Humor dapat membantu meredakan ketegangan dan hierarki tersebut, serta membuat kedua belah pihak merasa lebih baik dalam menghadapi situasi yang menegangkan," tambah Lucy.

Peneliti juga menyatakan bahwa humor bisa mengubah perilaku anak sekaligus membantu orang tua melihat situasi yang penuh tekanan dari sudut pandang yang lebih ringan. Ini tidak hanya menjaga suasana hati keluarga tetap positif, tetapi juga membantu orang tua menjaga keseimbangan emosional mereka sendiri.

5. Ketika Humor Tidak Tepat

Namun, penting untuk diingat bahwa humor tidak selalu menjadi solusi untuk setiap situasi. Dr. Benjamin Levi mengingatkan bahwa humor bisa saja menjadi tidak efektif atau bahkan merusak jika digunakan dengan cara yang salah. Misalnya, menggunakan humor untuk mengejek atau merendahkan anak bisa berdampak negatif pada kepercayaan diri mereka.

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan saat menggunakan humor dalam pengasuhan, termasuk usia anak, situasi yang sedang dihadapi, niat orang tua, dan temperamen anak. Jika seorang anak sedang mengalami masalah serius atau perasaan yang mendalam, humor mungkin tidak selalu menjadi solusi yang tepat. Menggunakan lelucon di saat anak merasa sangat marah atau sedih bisa membuat mereka merasa tidak dihargai.

6. Menyesuaikan Humor dengan Perkembangan Anak

Keluarga Bahagia

Keluarga Bahagia. foto/IStockphoto

Setiap tahap perkembangan anak membutuhkan pendekatan humor yang berbeda. Katie Hurley menjelaskan bahwa bayi dan balita merespons humor slapstick, seperti kejadian konyol atau gerakan fisik yang lucu. Sementara itu, anak usia prasekolah lebih menikmati cerita tinggi atau hal-hal yang imajinatif. Seiring bertambahnya usia anak, kemampuan mereka untuk memahami humor semakin berkembang, dan mereka bisa menangkap lelucon yang lebih kompleks.

Sebagai orang tua, penting untuk menyesuaikan jenis humor yang digunakan dengan usia dan perkembangan anak. Dengan cara ini, Anda dapat memastikan bahwa lelucon yang Anda buat tetap relevan dan menyenangkan bagi mereka.

7. Menghindari Sarkasme dan Humor yang Menyakitkan

Meskipun humor bisa menjadi alat yang hebat dalam pengasuhan, penting untuk menghindari jenis humor yang bisa merusak hubungan dengan anak. Salah satu jenis humor yang harus dihindari adalah sarkasme. Menurut Hurley, sarkasme sering kali digunakan dalam konteks kemarahan atau kebencian, dan anak-anak mungkin kesulitan memahami niat sebenarnya di baliknya. Menggunakan sarkasme bisa membuat anak merasa bingung atau bahkan disakiti.

Humor seharusnya tidak digunakan untuk mempermalukan atau merendahkan anak. Sebaliknya, humor yang efektif adalah yang memperkuat ikatan dan membuat anak merasa didukung dan dicintai.

8. Humor yang Menyatukan Orang Tua dan Anak

Keluarga Bahagia

Keluarga Bahagia. foto/IStockphoto

Jenis humor terbaik adalah humor yang menempatkan orang tua dan anak di "tim yang sama." Artinya, humor tersebut harus membuat anak merasa bahwa mereka bukan target, tetapi bagian dari permainan yang sama. Misalnya, bercanda tentang situasi konyol yang terjadi bersama, atau membuat lelucon tentang hal-hal yang bisa dialami semua anggota keluarga.

Humor semacam ini tidak hanya memperkuat hubungan antara orang tua dan anak, tetapi juga membantu menciptakan kenangan positif yang akan diingat anak hingga dewasa.

Namun, penting untuk diingat bahwa humor dalam pengasuhan harus dilakukan dengan hati-hati. Lelucon yang baik adalah yang menghormati perasaan anak dan tidak merendahkan mereka. Humor yang berlebihan atau digunakan di saat yang tidak tepat bisa membuat anak merasa diabaikan atau bahkan terluka. Oleh karena itu, memahami kapan dan bagaimana menggunakan humor dalam pengasuhan sangat penting untuk menjalin hubungan yang sehat dan penuh cinta dengan anak-anak.

Baca juga artikel terkait SAINS POPULER atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Edusains
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH