tirto.id - Setelah lebih dulu merilis Feed STEM di Amerika Serikat dan Eropa, kini TikTok merilis fitur ini di Indonesia.
Diharapkan hadir sebagai ruang edukasi pengguna, Feed STEM menyediakan ruang khusus untuk video singkat yang membahas sains, teknologi, rekayasa, dan matematika tampil ke hadapan pengguna TikTok Indonesia.
TikTok General Manager Content Operation Southeast Asia, Angga Anugrah Putra, mengatakan bahwa Feed STEM merupakan bagian dari perwujudan misi TikTok untuk menghadirkan pengalaman baru yang lebih sesuai dengan karakteristik pengguna.
“Penemuan atau discovery adalah hal yang sangat penting dari pengalaman TikTok sejauh ini. Adalah komitmen kami untuk juga terus berinovasi dan menyempurnakan sistem rekomendasi kami untuk juga membantu komunitas menemukan kontak yang sesuai dengan mereka,” kata Angga dalam Perkenalan Feed STEM TikTok Indonesia di Shangri-La Jakarta, Rabu (5/3).
Sebelum meluncurkan Feed STEM, Angga mengungkapkan TikTok telah melakukan riset panjang untuk mengenali kebutuhan penggunanya. Beberapa tagar yang berkaitan dengan inspirasi ataupun belajar menunjukkan popularitas di TikTok.
“Terbukti, beberapa tagar populer yang kami luncurkan pun menjadi ruang komunitas TikTok untuk menemukan inspirasi dan belajar,” tegasnya.
Kini, Feed STEM diharapkan dapat menyediakan kesempatan bagi konten edukasi untuk lebih menjangkau pengguna maupun kreator saling berinteraksi.
“Ini (Feed STEM) pun diharapkan untuk menyediakan ruang khusus bagi komunitas pencipta konten edukasi yang sangat dinamis dan dengan minat belajar tinggi, dengan minat eksperimen yang tinggi, untuk saling menemukan, berinteraksi, dan juga saling berbagi di video,” tuturnya.
Feed STEM, kata Angga, menjadi peningkatan model TikTok dalam konten edukasi yang sebelumnya telah meraup 110 miliar penayangan secara global. Pasalnya, hampir 10 juta video STEM telah dipublikasikan secara global dalam 3 tahun terakhir.
Untuk menyasar audiens edukasi, Angga mengatakan Feed STEM juga akan teraktivasi secara otomatis pada pengguna di bawah umur 18 tahun. Sebabnya, 25 persen remaja menggunakan TikTok untuk mengunjungi Feed STEM setiap harinya.
“Harapannya ini juga dapat menginspirasi lebih banyak talenta muda untuk mengeksplorasi soal STEM ini,” ujar Angga.
Bagi pengguna lainnya, Angga mengungkap fitur ini dapat diaktifkan secara manual dengan mengatur referensi konten menjadi aktivasi Feed STEM. Dengan begitu, fitur ini akan langsung tampil pada profil tepat di samping For You.
Kemudian, konten-konten yang ditampilkan spesifik membahas STEM. Angga mengatakan, moderasi konten Feed STEM menerapkan verifikasi tambahan dengan mengukur nilai STEM dari konten tersebut.
Dengan peluncuran secara bertahap pada setiap platform video pendek pengguna TikTok di seluruh Indonesia ini, Feed STEM diharapkan tidak hanya mengedukasi masyarakat. Melainkan juga, mendorong percepatan target 9 juta STEM digital pada tahun 2030.
“Kehadiran Feed STEM ini juga diharapkan untuk mendukung pemerintah dalam mencapai targetnya untuk mencetak 9 juta STEM digital pada tahun 2030,” tukasnya.
Editor: Tim Media Service