Menuju konten utama

Status Gunung Agung: Aktivitas Gempa Menurun, Jalur Magma Terbuka

Meski aktivitas kegempaan menurun, menurut PVMBG hal tersebut mengindikasikan semakin terbukanya celah atau jalur magma menuju permukaan.

Status Gunung Agung: Aktivitas Gempa Menurun, Jalur Magma Terbuka
Warga turut memantau Gunung Agung yang bertepatan satu bulan berstatus awas di Pos Pengamatan Gunung Api Agung Desa Rendang, Karangasem, Bali, Sabtu (21/10). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana.

tirto.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan bahwa aktivitas kegempaan dari Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, secara signifikan mengalami penurunan selama beberapa hari terakhir. Hal tersebut disebabkan karena berkurangnya gaya gesek antara magma dengan dinding yang dilewatinya.

"Dengan kata lain, ini mengindikasikan semakin terbukanya celah atau jalur magma menuju ke permukaan," kata Kepala PVMBG Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Senin (23/10/2017). sebagaimana dilansir dari Antara.

Berdasarkan catatan dari PVMBG, jumlah kegempaan per hari yang sebelumnya rata-rata berfluktuasi mencapai 500 sampai 1.000 kali, saat ini berdasarkan pantauan mulai pukul 00.00 hingga 12.00 WITA hanya mencapai 85 kali gempa.

Selama periode krisis, analisis terhadap magnitudo gempa yang terjadi dan terekam di stasiun seismik Gunung Agung terus dilakukan dan dijumlahkan untuk mengetahui besaran volume magma yang bergerak.

Sampai saat ini, PVMBG memperkirakan lebih dari 18 juta meter kubik magma bergerak dari dalam menuju ke permukaan.

Kasbani menambahkan, volume tersebut tidak bisa merefleksikan volume total dari magma yang berpotensi dikeluarkan dan jika meletus volumenya bisa lebih besar dari perkiraan tersebut.

Sementara itu, pengamatan yang dilakukan hingga pukul 12.00 WITA, asap kawah dengan tekanan lemah masih terlihat berwarna putih dengan intensitas tipis yang mencapai ketinggian 200-400 meter di atas kawah puncak.

Menurut Kepala Sub-Bidang Mitigasi Gunungapi Wilayah Indonesia Timur Devy Kamil hal itu terjadi karena uap magma masih terus mengalirkan panasnya ke permukaan karena ada perbedaan temperatur antara magma dengan sekitarnya.

Meski kegempaan mengalami penurunan, status awas Gunung Agung tetap tidak diubah oleh PVMBG karena parameter lainnya masih belum konsisten.

Parameter tersebut di antaranya terjadinya penggelembungan atau inflasi pada puncak gunung sebesar 6 cm, rekahan di kawah dan gangguan hidrolis di dalam tubuh gunung akibat pergerakan magma yang banyak yang diamati menggunakan GPS, Tiltmeter dan citra satelit.

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG BALI atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra