Menuju konten utama

Sri Mulyani Sebut ADB & Bank Dunia Dukung Pembiayaan Iklim ASEAN

Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) dan Bank Dunia berkomitmen untuk mendukung pembiayaan agenda perubahan iklim negara-negara ASEAN.

Sri Mulyani Sebut ADB & Bank Dunia Dukung Pembiayaan Iklim ASEAN
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan saat acara High Level Dialogue (Seminar) on Promoting Digital Financial Inclusion and Literacy for MSMEs di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Rabu (29/3/2023). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/tom.

tirto.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menuturkan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) dan Bank Dunia berkomitmen untuk mendukung pembiayaan agenda perubahan iklim negara-negara ASEAN. Hal itu disampaikan Sri Mulyani dalam konferensi pers bersama pertemuan pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (1st ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors/AFMGM) 2023 di Kabupaten Badung, Bali, Jumat.

"Dukungan ini khususnya untuk agenda transisi energi dan mitigasi dampak perubahan iklim," kata Sri Mulyani dikutip dari Antara, Sabtu (1/4/2023).

Dia menuturkan Presiden ADB Masatsugu Asakawa telah mengalokasikan dana lebih dari 100 miliar dolar AS untuk pembiayaan hijau, yang sejalan dengan tujuan lembaga tersebut untuk menjadi bank iklim. Dana itu akan digunakan untuk mendukung semua anggota ADB yang juga merupakan anggota ASEAN, termasuk Indonesia.

Sebelumnya, ADB pernah menyatakan akan memberikan dukungan kepada Indonesia dalam hal mekanisme transisi energi. Bank Dunia, lanjut Menkeu, turut berkomitmen untuk mendukung agenda perubahan iklim dalam hal pembiayaan.

Indonesia pun telah bekerja sama dengan banyak institusi internasional untuk merancang transisi energi dari energi kotor menjadi energi terbarukan dan konsisten dengan target Kontribusi Determinan Nasional (National Determinant Contribution/NDC).

Sebelumnya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia pada 2022, telah terdapat komitmen investasi sebesar 20 miliar dolar AS untuk mendukung inisiatif transisi energi.

"Semua dukungan berbagai institusi keuangan sangat berarti bagi terwujudnya energi hijau di ASEAN," tutur Sri Mulyani.

Sementara itu, Sri Mulyani mengatakan ASEAN tetap menjadi titik terang dan tempat stabilitas ekonomi global di tengah lingkungan global yang menantang dan kompleks. Dia menuturkan kawasan tersebut menawarkan prospek yang lebih menjanjikan dibandingkan prospek global yang lebih suram.

Adapun saat ini terdapat tantangan global yang mencakup risiko penurunan dari tekanan inflasi yang terus tinggi, ketidakpastian atas ketegangan di Eropa, fragmentasi geopolitik, pengetatan pembiayaan global yang dapat semakin memperburuk kesulitan utang, serta runtuhnya bank di Amerika Serikat dan Eropa.

Maka dari itu, dia menilai tema Keketuaan ASEAN 2023 sangat penting, yaitu ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Dengan tema ini, Indonesia ingin menunjukkan bahwa ASEAN tetap relevan, strategis, dan penting.

Indonesia juga ingin menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional dan dunia dalam tiga dorongan strategis di Keketuaan Indonesia, yaitu pemulihan dan pembangunan kembali, ekonomi digital, dan keberlanjutan.

Prioritas Indonesia dalam Keketuaan ASEAN tahun ini dirumuskan berdasarkan kesinambungan dan perubahan. Menurut Bendahara Negara tersebut, Indonesia juga fokus pada penyelesaian komitmen ASEAN yang ada, seperti dalam cetak biru saat ini sekaligus menekankan pentingnya mempersiapkan inisiatif baru untuk mengatasi berbagai tantangan yang berkembang di kawasan dan dunia.

"Kami percaya bahwa prioritas Keketuaan ASEAN tahun ini tepat waktu dan penting, serta dibutuhkan dalam kondisi global yang penuh tantangan seperti saat ini," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait EKBIS

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin