tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali pulih di tahun 2021 di kisaran 4,5-5,5 persen. Target tersebut cukup ambisius mengingat tekanan perekonomian akibat COVID-19 akan berlangsung hingga akhir tahun.
"Terus terang hari ini kita masih harus melihat situasi di kuartal kedua dan kecepatan penanganan Covid. Jadi hari-hari ini pun kalau kita membuat proyeksi kita juga masih banyak catatan. Namun tadi, tekanannya kami harap sampai kuartal ketiga dan, akselerasi di kuartal keempat," ujarnya di Istana Kepresidenan, Selasa (14/3/2020).
Bendahara negara tersebut juga masih terus memantau implikasi meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran terhadap konsumsi rumah tangga.
Sebab, butuh strategi untuk memompa konsumsi rumah tangga yang jadi salah satu motor penggerak perekonomian dalam jangka pendek. Salah satunya, meningkatkan anggaran kartu Pra-Kerja, dari Rp10 triliun menjadi Rp20 triliun.
"Itu bisa 5,6 juta masyarakat yang terdampak PHK ini bisa dipakai, belum termasuk BPJS Ketenagakerjaan yang masih memiliki uang iuran dari perusahaan yang bisa dipakai untuk berikan benefit kepada masyarakat yang terkena PHK," imbuhnya.
Ada pula realokasi belanja pemerintah untuk program-program padat karya tunai. Di Kementerian PUPR, misalnya, terdapat program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) Pembangunan Infrastruktur Sosisal Ekonomi (PISEW) hingga Bantuan Stimulus Perumahan Swadaya (BSPS).
"Kementerian/Lembaga yang memiliki anggaran diminta melakukan cash for work atau proyek padat karya. Tadi dari menteri PUPR, dalam hal ini melakukan peningkatan bagi alokasinya dari sisi untuk menciptakan proyek-proyek padat karya," tutur Sri Mulyani.
Sementara dalam jangka panjang, lanjut Sri Mulyani, pemerintah akan fokus pada stimulus dunia usaha seperti pemberian insentif pajak untuk 11 sektor usaha serta meningkatkan daya tarik perekonomian Indonesia.
"Kita akan lakukan langkah agar perekonomian kita tetap baik dan bisa menarik investasi dan membuat perusahaan tetap bertahan. Tidak ada yang tidak terkena, namun dalam hal ini yang terkena bisa bertahan dalam situasi yang sulit, itu yang kami fokuskan," pungkasnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana