Menuju konten utama

Sri Mulyani akan Evaluasi Penggunaan Dana Desa Atasi Ketimpangan

“Untuk dana desa, tahun depan akan dinaikkan lagi. Kami tidak ingin di dalam pedesaan justru terjadi disparitas,” kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani akan Evaluasi Penggunaan Dana Desa Atasi Ketimpangan
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Kepala Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengikuti rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR di Kompeks Parlemen Senayan, Rabu (11/7/2018). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bakal mengevaluasi disparitas ketimpangan yang masih tinggi antara masyarakat di pedesaan dan perkotaan. Sri Mulyani berkata, evaluasi tersebut akan dilakukan mengingat dana desa yang dialokasikan pemerintah pusat relatif meningkat dari waktu ke waktu.

“Untuk dana desa, tahun depan akan dinaikkan lagi. Kami tidak ingin di dalam pedesaan justru terjadi disparitas,” kata Sri Mulyani di Hotel Ritz Carlton, Jakarta pada Senin malam (16/7/2018).

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengaku bakal melihat desain dari dana desa itu sendiri. Dana desa pun sengaja dialokasikan guna mendukung pembangunan infrastruktur di desa, pengembangan badan usaha milik desa, serta pengucuran dana bagi masyarakat melalui program cash for work.

“Itu kami lihat siapa yang betul-betul menikmatinya. Dengan demikian, nanti akan dilihat apakah dana desa itu benar dimanfaatkan untuk masyarakat paling miskin di desa tersebut,” kata Sri Mulyani.

Dalam prosesnya, Menkeu akan bekerja sama dengan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Menteri Dalam Negeri, serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Dari bentuk perhatian ini, Sri Mulyani berharap pemerintah dapat memperbaiki kualitas maupun tata kelola dana desa.

Dalam konteks ini, Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data terbaru soal angka kemiskinan dan tingkat ketimpangan di Indonesia pada Maret 2018. Dalam laporannya itu, BPS menyebutkan bahwa angka kemiskinan untuk pertama kalinya bisa ditekan sampai ke satu digit, yakni di angka 9,82 persen.

Kendati demikian, tingkat ketimpangan antara penduduk miskin dan kaya (gini ratio) rupanya hanya turun tipis, yakni 0,002 poin. Apabila pada September 2017 lalu tercatat sebesar 0,391, maka pada Maret 2018 capaiannya adalah 0,389.

Masih dalam kesempatan yang sama, Sri Mulyani juga mengatakan bahwa pemerintah akan terus mengevaluasi program-program yang selama ini dibuat untuk mengentaskan kemiskinan. Pemerintah sendiri telah berencana untuk menambah dana dan jumlah penerima program sehingga bisa semakin menjangkau masyarakat yang berada di kelompok 40 persen terbawah.

Baca juga artikel terkait DANA DESA atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Abdul Aziz