tirto.id -
"Dulu 2016 ada klaim bahwa Natuna Utara itu masuk ke Nine Dash Land dari Laut Cina Selatan. Saya dituduh antek asing," kata Jokowi dalam sambutannya dalam acara Alumni Yogya Satukan Indonesia, di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (23/3/20919).
Terhadap tuduhan itu, Jokowi mengaku telah melakukan upaya perlawanan. Upaya yang dilakukannya adalah membawa kapal perang ke Natuna untuk menjaga kedaulatan teritorial negara.
"Saat itu ingat saya bawa kapal perang kita ke Natuna dan saya sampaikan bahwa Natuna adalah teritorial Indonesia. Tidak ada rasa takut sedikit pun di hati saya untuk melakukan itu," kata dia.
Selain menjawab tuduhan antek asing, Jokowi juga menjawab tuduhan selama ini yang menyebut dirinya antek asing dengan mencontohkan upaya yang dilakukannya dalam mengambil alih sumber daya Indonesia dari tangan asing.
"Perlu saya sampaikan tahun 2015, Blok Mahakam yang sudah dikuasai oleh E&P dan Total dari Perancis dan Jepang sudah kita ambil 100 persen. Saya tidak pernah cerita saat itu, saya diam. Tapi dituding terus antek asing, saya diam," kata Jokowi.
Tidak hanya Blok Mahakam. Kata dia, Blok Rokan yang dikuasai oleh Chevron dari Amerika juga sudah berhasil diambil alih 100 persen.
"Dikelola oleh Chevron dari Amerika sudah lebih dari 90 tahun. [pada] 2018 pertengahan, sudah dimenangkan 100 persen oleh Pertamina. Saya juga diam saja, saya tidak pernah cerita. Masih dituding-tuding lagi antek asing saya diam," ungkapnya.
Yang terbaru, kata Jokowi, pada akhir 2018 pemerintah di bawah kepemimpinannya juga telah berhasil mengambil alih PT Freeport.
"Freeport sudah dikeola oleh Freeport McMoran 40 tahun lebih kita diam saja. Saya juga tidak banyak ke mana-mana. Tetapi negoisasi dilakukan dan akhir 2018 kemarin sudah mayoritas 51,2 persen kita ambil alih Freport," katanya.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Maya Saputri