tirto.id - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menghargai keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak mau lagi menempatkan kader partai untuk menempati posisi Jaksa Agung.
Namun meski demikian, dia tidak serta-merta percaya penegakan hukum oleh Jaksa Agung dari nonpartai mendatang akan lebih bagus daripada saat dipegang HM Prasetyo yang merupakan kadernya.
"Belum tentu. Siapa bilang lebih [baik] kan belum tentu juga. Bisa lebih bobrok juga," kata Surya Paloh di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Namun, Surya menegaskan tidak ada masalah jika akhirnya Nasdem tidak mendapat kursi Jaksa Agung lagi. Andaikan Jokowi mau mengganti Prasertyo hari ini pun Surya akan menerima.
"Kalau hari ini juga ga cocok dengan presiden ga masalah," tegasnya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo akhirnya buka suara soal kabinet. Saat makan siang bersama sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/8/2019) kemarin, ia blak-blakan, termasuk bicara rencana membuat kementerian baru hingga melebur dua kementerian jadi satu.
Kabinet mendatang akan diisi kalangan profesional dan kader partai. Profesional dapat jatah mayoritas, 55 persen, sisanya kader partai.
Jokowi juga menegaskan Jaksa Agung tidak lagi berasal dari partai. Saat ini posisi itu dijabat HM Prasetyo, kader Nasdem hingga 20 November 2014 pukul 11.00 sebelum dilantik Jokowi pada hari yang sama pukul 15.30.
Semua ini, katanya, sudah disampaikan ke ketua umum partai pengusungnya di Pilpres 2019. "Partai sudah diberi tahu nama-nama anggota kabinet," katanya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri