tirto.id - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari fraksi Gerindra Fadli Zon membantah isu soal pendukung Ketua Umum (Ketum) Gerindra Prabowo Subianto yang ditumpangi penumpang gelap.
"Kalau pendapat saya itu tidak ada yang namanya penumpang gelap ya. Rata-rata penumpang yang kemarin itu penumpang terang semua. Enggak ada penumpang gelap. Jadi itu masyarakat para pendukung umat ya yang memperjuangkan," terang Fadli di Gedung Nusantara III, Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2019).
Ia menganggap, wajar jika ada banyak pendukung dari Prabowo yang memiliki pemahaman dan pemikiran berbeda.
Fadli mengatakan, semua pendukung di oposisi dan koalisi juga punya pendukung tipe seperti ini.
"Kalau ada orang orang yang memiliki pikiran lain di mana pun selalu ada. Iya, kan, bisa saja, kan, namanya rakyat kok. Kita, kan, ingin menggiring damai konsitusional dan sebagainya. Jadi saya menghargai kok semua perjuangan relawan, semua emak-emak," terang dia.
Fadli menyebutkan, beberapa negara pernah punya suasana yang tak nyaman karena masyarakat dan pemerintah beda pendapat.
Fadli mencontohkan kondisi di Hong Kong yang membutuhkan waktu pemulihan yang sangat lama usai permasalahan draf dokumen yang berisi usulan perubahan undang-undang ekstradisi.
Rancangan amandemen undang-undang ini mengusulkan perubahan perjanjian ekstradisi berupa diperbolehkannya penjahat yang tertangkap di Hong Kong diekstradisi ke China. Banyak warga Hong Kong kontra dengan usulan perubahan undang-undang ini.
Hal tersebut, kata Fadli, karena Hong Kong membutuhkan waktu pemulihan untuk kembali tertib sampai 10 minggu. Indonesia kondisinya lebih baik dibandingkan negara Hong Kong.
"Kan, semua memperjuangkan pemilu yang jujur dan adil dan akhirnya juga mereka cooling down itu lihat di Hong Kong itu sampai 10 minggu kok menduduki fasilitas vital hanya untuk seperti itu. Pak Prabowo menghargai semua relawan yang sudah berjuang dengan berbagai cara, saya kira Pak Prabowo sangat menghormati dan sangat menghargai itu," tandas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Dhita Koesno