tirto.id - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menegaskan, ada banyak penumpang gelap yang gigit jari ketika Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto melakukan rekonsiliasi dengan Presiden Joko Widodo di MRT pada pertengahan Juli lalu.
"Dua tokoh itu bertemu di MRT. Setelah MRT itu disampaikan, kalau pemerintah ingin kita sama-sama bangun bangsa dan negara," kata dia dalam diskusi "Cyrus Network Soal Evaluasi Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden", di Ruang Downing, Hotel Ashley, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2019).
"Banyak penumpang gelap gigit jari," ungkapnya.
Selain itu, ia menegaskan, Gerindra tidak akan bernegosiasi dengan organisasi berpaham radikalisme, apalagi sampai ingin mengganti Pancasila. Bahkan Gerindra mendukung bila organisasi semacam itu dibubarkan saja.
"Siapa pun organ yang mengusung paham radikalisme dan mengganggu Pancasila, saya dan Gerindra sekalipun tegas dukung dibubarkan dan ditindak hukum dengan tegas," jelas dia.
Selain itu, ia juga sempat menyinggung soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait kecurangan pemilu yang diajukan kubu Prabowo-Sandi. Menurut dia, saat itu Prabowo menginstruksikan untuk tidak demo. Namun, kata dia, ada banyak penumpang gelap yang gigit jari atas keputusan itu.
"Pak Prabowo itu jenderal perang. Pak Prabowo umumkan pada para pendukungnya untuk tidak demo di MK. Banyak penumpang gelap gigit jari di situ," ungkap dia.
Ia mengharapkan, pada hari kemerdekaan nanti para pemimpin dan tokoh nasional bisa sama-sama memperingati hari kemerdekaan.
"Kita selesaikan kontestasi kita sama-sama pikirkan bangsa dan negara dan 17 Agustus itu yang bisa kita sama-sama dirayakan oleh para pemimpin yang tadinya saling berkontestasi dan kita mulai arah baru pembangunan indonesia ke depan," tandas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Alexander Haryanto