Menuju konten utama

SMRC: Elektabilitas Jokowi Menguat dan Prabowo Menurun

Survei terbaru SMRC menyimpulkan elektabilitas Jokowi per-September 2017 mencapai 57 persen atau naik signifikan dari 53,7 persen pada Mei tahun ini.

SMRC: Elektabilitas Jokowi Menguat dan Prabowo Menurun
(Ilustrasi) Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan memaparkan hasil survei lembaganya terkait kinerja Presiden Jokowi di Jakarta, Minggu (17/4/2016). Antara Foto/Teresia May.

tirto.id - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyimpulkan dukungan publik terhadap Presiden Joko Widodo semakin menguat pada September 2017. Sementara pesaing terberat Jokowi tetap Prabowo Subianto, seteru mantan Wali Kota Solo itu di Pemilu 2014. Akan tetapi, elektabilitas Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra tersebut cenderung menurun berdasar survei terbaru SMRC itu.

Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan mencatat dukungan bagi Jokowi, di bulan September kemarin, naik menjadi 57 persen dari 53,7 persen pada Mei 2017. Sementara di periode yang sama dukungan bagi Prabowo turun dari 37,2 menjadi 31,8 persen.

"Dukungan publik pada Joko Widodo semakin menguat. Jika hanya ada dua nama calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, maka Jokowi akan meraih 57 persen suara bila pemilu dilakukan September 2017," kata Djayadi dalam pemaparan hasil survei SMRC di Jakarta, pada Kamis (5/10/2017) seperti dikutip Antara.

Djayadi menambahkan, selama tiga tahun terakhir, elektabilitas Jokowi memang terus menanjak. Sementara lawan dengan elektabilitas hampir sebanding bagi dia di pemilihan presiden hanya Prabowo.

"Belum ada penantang cukup berarti selain Prabowo (Bagi Jokowi). Prabowo pun cenderung tidak mengalami kemajuan," kata Djayadi.

Dia menjelaskan rincian hasil survei itu bahwa, berdasar jawaban spontan responden, dukungan untuk Jokowi pada September 2017 sebesar 38,9 persen dan Prabowo 12 persen. Sedangkan dalam bentuk pertanyaan semi-terbuka, dukungan ke Jokowi sebesar 45,6 persen, Prabowo 18,7 persen, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 3,9 persen. Adapun elektabilitas nama-nama lain di bawah dua persen.

Penguatan dukungan publik pada Jokowi, menurut Djayadi, paralel dengan tingkat kepuasan publik yang saat ini mencapai 68 persen terhadap pemerintahannya. Angka itu menguat satu persen dari survei SMRC sebelumnya.

Dia menjelaskan, apabila dibandingkan dengan pencapaian SBY selama dua tahun menjelang pilpres 2009, kepuasan publik pada Jokowi saat ini lebih tinggi.

Sebagai perbandingan, kepuasan pada kinerja SBY pada September-Oktober 2006 sebesar 67 persen dan September 2007 turun menjadi 58 persen. Sedangkan kepuasan pada pemerintahan Jokowi pada 2016 sebesar 69 persen. Angka itu turun tipis jadi 68 persen pada September 2017.

Djayadi menerangkan tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi lebih baik ketimbang SBY di tiga tahun awal pemerintahan dipengaruhi faktor kebijakan subsidi. Di periode awal pemerintahannya, SBY pernah mengeluarkan kebijakan pengurangan subsidi BBM yang tidak populis. Sementara Jokowi tidak mengeluarkan kebijakan serupa dalam waktu dekat ini.

Berdasar data itu, Djayadi menyimpulkan modal politik Jokowi di dua tahun menjelang pilpres 2019 lebih baik dibanding SBY pada dua tahun sebelum pilpres 2009. Apalagi, survei SMRC juga menemukan persepsi publik masih positif terhadap kebijakan ekonomi pemerintah.

"Ada 44,2 persen warga menyatakan kondisi ekonomi sekarang lebih baik dari tahun lalu. Sementara yang menyatakan lebih buruk, 20,6 persen," ujarnya.

Ditambah lagi, survei SMRC juga masih menempatkan PDIP sebagai partai dengan elektabilitas tertinggi. Rinciannya, elektabilitas PDIP 27,1 persen, Golkar 11,4 persen, Gerindra 10,2 persen, Demokrat 6,9 persen dan PKB 5,5 persen. Partai-partai lain masih di bawah lima persen.

Meski faktor ketokohan secara umum berpengaruh ke partai, Djayadi berpendapat, "Tidak mudah memastikan mana yang jadi sebab kenaikan atau penurunan dukungan. Partai terhadap calon presiden, atau sebaliknya."

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019

tirto.id - Politik
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom