Menuju konten utama

Situs Sekaran di Tol Pandaan-Malang dari Masa Pra-Majapahit

BPCB Jawa Timur untuk sementara menduga, situs Sekaran di trase Tol Pandaan-Malang berasal dari masa Singasari.

Situs Sekaran di Tol Pandaan-Malang dari Masa Pra-Majapahit
Petugas Badan Pelestarian Cagar Budaya(BPCB) Trowulan melakukan eskavasi di situs purbakala yang ditemukan saat pembangunan proyek jalan tol Malang-Pandaan di kilometer 35, Sekaran, Pakis, Malang, Jawa Timur, Selasa (12/3/2019). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.

tirto.id -

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur memperkirakan bahwa struktur bangunan arkeologi di situsSekaran yang berada di trase tol Pandaan-Malang berasal dari masa pra-Majapahit.

Kepala BPCB Jawa Timur Andi Muhammad Said menjelaskan, kesimpulan sementara BPCB itu berdasarkan dari temuan benda-benda di lapangan yang menunjukkan era dinasti Song di Cina pada abad ke-10.

"Indikasi dari koin masa Dinasti Song di Cina abad ke-9 atau 10. Terus keramik di masa itu temuan-temuan, itu indikator utamanya. Artinya dia [situs Sekaran] pra-Majapahit. Karena tidak ada yang kita temukan lebih muda," ujar Andi Muhammad Said di Kantor PT Jasa Marga Pandaan-Malang (JPM) usia mengadakan rapat rekomendasi antara PJM dan BPCB pada Senin (25/3/2019) siang.

Terkait fungsi bangunan di situsSekaran, Said sementara menduga itu adalah sebuah tempat pemujaan yang berorientasi ke Gunung Semeru pada masa Kerajaan Singasari.

Luas utama komplek situsSekaran yang terpetakan sementara 24 x 24 meter. Tetapi Said menjelaskan, tidak menutup kemungkinan terdapat cakupan area yang lebih luas lagi terutama jika terdapat pemukiman warga di masa tersebut. Dugaan itu berdasarkan pada temuan struktur bata yang tidak utuh dengan pola terpotong.

"Mungkin kami nggak temukan lagi karena pernah diokupasi masyarakat di zaman Belanda. Jadi mungkin dulu diambil batanya dipakai membangun, dikeruk. Itu terbukti ada struktur yang betul-betul terpotong diambilin," ujar Said.

Pihak BPCB menyerahkan penelitian lanjutan kepada Balai Arkeologi Yogyakarta selaku pemegang wewenang yang meneliti nilai sejarah situsSekaran.

Said menyebut bahwa temuan situsSekaran sebagai sebuah kecelakaan sekaligus keuntungan.

"Kalau nggak ada tol kita nggak tahu. [situsSekaran] nggak ada datanya sama sekali. Jadi [proyek tol] nggak sepenuhnya salah. Kesalahan yang kebetulan jadi bener," ujar Said.

Sementara itu pihak PT PJM melalui Direktur Utama Agus Purnomo menyanggupi rekomendasi BPCB terkait batas cakupan situsSekaran yang tidak boleh dilalui proyek terutama di area 24 x 24 meter. PJM berencana akan menggeser trase tol Seksi 5 Pandaan - Malang ke arah Sungai Amprong.

Selama penggeseran trase tol Seksi 5, pihak BPCB menyebut akan tetap mengawasi jalannya proyek. "Apabila ada temuan [situs arkeologi] lagi, harus berhenti dulu supaya kami lakukan kajian lagi." pungkas Said.

Baca juga artikel terkait TOL PANDAAN-MALANG atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Tony Firman
Penulis: Tony Firman
Editor: Agung DH

Artikel Terkait