tirto.id -
Hal itu dilakukan berdasarkan rekomendasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Jawa Timur terkait temuan struktur arkeologi situs Sekaran yang dilintasi proyek tol tersebut.
"Kesimpulan sementara akan ada pergeseran trase tol kurang lebih delapan meter dari semula. Karena dari hasil ekskavasi itu dimungkinkan delapan meter dari struktur pondasi (situs Sekaran) yang ada itu aman," ujar Direktur Utama PT JPM Agus Purnomo di kantor PT PJM usai menggelar rapat dengan BPCB pada Senin (25/3) siang.
Bergesernya trase tol Seksi 5 mengarah ke dekat sungai Amprong yang berada di sekitar situs Sekaran. Perubahan trase tol Seksi 5 ini memaksa PT JPM untuk menghitung ulang biaya tambahan dan jenis konstruksi yang tepat.
Disinggung soal keamanan konstruksi tol yang dekat dengan sungai, Agus menjamin bahwa tetap aman. "Ada tekniknya itu," sambil menunjuk Direktur Teknik PT PJM untuk memikirkan teknik dan konstruksinya nanti.
Situs Sekaran ditemukan saat aktivitas proyek pengerjaan Tol Pandaan-Malang mencapai Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur atau tepatnya di kilometer 37. Struktur susunan bata tersingkap ketika alat berat proyek tol mengeruk tanah di area Sekaran.
Atas temuan tersebut BPCB melakukan ekskavasi situs secara resmi dari tanggal 12 sampai 21 Maret. Diduga, situs Sekaran adalah bangunan suci pra-Majapahit yang menghadap ke Gunung Semeru.
Penulis: Tony Firman
Editor: Agung DH