tirto.id - Para siswa dari 60 kota di Inggris bolos sekolah dan turun ke jalan berdemonstrasi menyerukan darurat perubahan iklim serta menuntut pemerintah untuk menangani kondisi tersebut pada Jumat (15/2/2019).
Ribuan pelajar berkumpul di Parliament Square di London dan mengumandangkan “Save Our Planet”.
Gerakan ini diorganisir oleh Youth Strike 4 Climate dan merupakan bagian dari gerakan global School 4 Climate Action.
Gerakan ini terinspirasi dari Greta Thunberg, pelajar berumur 15 tahun dari Swedia yang bolos sekolah dan duduk di depan parlemen pada September tahun lalu karena negaranya tidak ikut menyepakati Kesepakatan Iklim Paris.
Gerakan ini lalu meluas ke para siswa di berbagai negara seperti Belgia, Jerman, Swedia, Swiss, dan Australia, untuk turun ke jalan membawa isu yang sama, termasuk para pelajar di Inggris yang turun ke jalan pada Jumat kemarin.
Sebastian (11 tahun), siswa dari Ilkeston datang demonstrasi bersama ibunya di Derbyshire. Sebastian mengatakan sangat penting suara dari para kaum muda terhadap isu darurat perubahan iklim.
“Kepala sekolahku mendukungku datang ke demonstrasi ini,” ucap Sebastian seperti dilansir BBC.
Kit dan Tash yang ikut berdemonstrasi di Southampton mengatakan kepeduliannya tentang masa depan yang karena akibat perubahan iklim membuat mereka banyak kehilangan.
“Semua binatang yang kami sukai akan hilang dalam 50 tahun ke depan. Kita harus bersuara dan bertindak,” ucap mereka berdua.
Scarlet (15 tahun), anggota UK Student Climate Network, menginginkan pemerintah Inggris untuk mendeklarasikan darurat iklim dan mengambil langkah-langkah untuk menegakkan bagi keadilan iklim.
“Kami menuntut pemerintah agar mendengarkan suara kami dan kami akan terus bersuara sampa mereka bergerak,” ucapnya.
Para siswa yang turun ke jalan tersebut membawa empat tuntutan:
Pertama, pemerintah harus mendeklarasikan kondisi darurat iklim dan memprioritaskan perlindungan kehidupan bumi, mengambil langkah aktif untuk mencapai keadilan iklim.
Kedua, pemerintah juga harus merombak kurikulum pendidikan dan mulai menyertakan pelajaran soal krisis ekologis.
Ketiga, pemerintah harus memberi informasi kepada publik tentang darurat iklim dan imbauan untuk bertindak aktif dalam merespons isu tersebut.
Keempat, pemerintah harus tahu bahwa kaum muda adalah kunci masa depan, sehingga penting melibatkan kaum muda dalam menentukan kebijakan negara dan menurunkan batas minimum pemilih (16 tahun).
Penulis: Nurcholis Maarif
Editor: Yantina Debora