tirto.id - Kaum Amish Amerika Serikat (AS) mendapat banyak sorotan usai dinilai berkontribusi dalam memenangkan Donald Trump. Siapa kaum Amish dan benarkah mereka memenangkan Trump di Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2024?
Dugaan bahwa kaum Amish mendukung kemenangan Trump bermula dari hasil Pilpres AS AS yang menunjukkan Trump unggul di Pennsylvania. Berdasarkan hasil penghitungan suaraAPVoteCast, Trump memperoleh 3.480.755 suara di wilayah tersebut, sedangkan Kamala Harris mendapatkan 3.345.388 suara.
Negara bagian Pennsylvania sendiri dikenal sebagai rumah terbesar bagi komunitas Amish di Amerika Serikat. Wilayah ini menjadi lokasi pertama kaum Amish tinggal selama 300 tahun yang lalu.
Banyaknya komunitas Amish di Pennsylvania lantas memicu dugaan di kalangan warganet. Banyak dari mereka yang percaya bahwa kaum Amish lah yang berkontribusi besar dalam kemenangan Trump di pilpres kali ini.
Siapa Kaum Amish Amerika Serikat?
Kaum Amish adalah sebuah subkelompok yang paling konservatif dan tradisional di Amerika Serikat. Dokumenter The American Experience: The Amish menggambarkan kaum Amish Old Order di AS sebagai subkultur Kristen yang khas.
Ajaran Amish berakar dari Reformasi Protestan pada abad ke-16. Kaum Amish Old Order dikenal dengan gaya hidupnya yang masih sangat tradisional.
Melansir Ohio's Amish Country, suku Amish adalah komunitas tertutup yang cenderung menghindari kontak dengan orang asing dan dunia luar. Mereka percaya bahwa teknologi dan kemudahan yang digunakan banyak orang saat ini bertentangan dengan agama dan budaya mereka.
Suku Amish menilai bahwa teknologi menimbulkan kesombongan dan kesenjangan, sehingga menjauhkan mereka dari komunitas mereka. Hal inilah yang membuat gaya hidup orang Amish seolah terhenti di era 1700-an.
Kaum Amish masih menggunakan kereta kuda sebagai alat transportasi. Mereka juga menggunakan dialek Jerman Pennsylvania dalam ibadah serta percakapan sehari-hari.
Pakaian mereka sederhana, yaitu pakaian yang banyak dikenakan oleh rakyat di abad ke-18. Sebagian besar kaum Amish menolak televisi, akses internet, dan listrik dari jaringan publik.
Terdapat sekitar 40 kelompok Amish Old Order yang berbedam tetapi semuanya mematuhi 18 pasal iman Kristen yang tercantum dalam Dordrecht Confession of Faith yang ditulis pada tahun 1632. Setiap jemaat lokal, yang berjumlah sekitar 1.925, memiliki otoritas teologis sendiri.
Oleh karena itu, terdapat banyak variasi dalam penerapan prinsip-prinsip iman mereka, terutama dalam hal gaya berpakaian, penggunaan teknologi, dan cara berinteraksi dengan dunia luar.
Meskipun ada perbedaan di antara subkelompok tersebut, sebagian besar komunitas Amish Old Order membatasi pendidikan formal hingga kelas delapan dan mengadakan ibadah di rumah.
Mengenai kaum Amish, banyak orang sering salah mengira mereka dengan kelompok lain yang memiliki beberapa kesamaan, namun sebenarnya bukan bagian dari komunitas Amish.
Beberapa kelompok yang memiliki kemiripan dengan Amish adalah Mennonites, Beachy Amish, Amish Mennonites, Old German Baptist Brethren, Old Order River Brethren, Hutterite, Quaker, Koloni Amana, Moravia, dan Shaker.
Benarkah Kaum Amish Menangkan Trump?
Klaim yang beredar di media sosial soal kaum Amish memenangkan Trump di Pilpres 2024 tidak sepenuhnya akurat. Meskipun banyak anggota komunitas Amish yang memberikan suaranya untuk Trump, jumlah pemilih yang disebutkan dalam klaim cenderung dilebih-lebihkan.
Berdasarkan klaim yang ramai di media sosial, menyebut bahwa ada 200.000 kaum Amish Pennsylvania yang memberikan suara untuk Donald Trump. Namun, melansir AFP, data dari Departemen Studi Amish di Young Center di Elizabethtown College, menyebut bahwa populasi Amish di Pennsylvania hanya ada sekitar 92.660 orang pada tahun 2024.
Dari total populasi tersebut, lebih dari setengah populasi Amish berusia di bawah 18 tahun. Oleh karena itu, jumlah orang Amish di Pennsylvania yang memenuhi syarat untuk memberikan suara dalam Pilpres AS 2024 berjumlah sekitar 45.000 orang.
Steven M. Nolt, direktur Young Center for Anabaptis dan Pietis Studies di Elizabethtown College mengatakan hanya sebagian kecil kaum Amish yang mungkin terdaftar sebagai pemilih. Nolt menerangkan bahwa banyak komunitas Amish di sekitar Pennsylvania melarang atau tidak menganjurkan pemungutan suara.
Terlepas dari itu, faktanya kaum Amish memang menjadi target utama kampanye Trump, di Pennsylvania. Melansir The Independent, kampanye ini dilakukan oleh pihak Partai Republik dan MAGA untuk mengubah komunitas Amish yang terisolasi menjadi pemilih Trump.
Menurut laporan tersebut, seorang anggota komunitas Amish bernama Daniel menyatakan bahwa ia tidak ikut serta dalam pemungutan suara Pilpres 2024. Keputusan ini diambilnya berdasarkan keyakinan yang dianutnya dari Alkitab.
"Kerajaan saya bukan dari dunia ini. Begitulah kira-kira perasaan kami tentang hal itu," ucap Daniel merujuk pada Alkitab saat ditanya apakah ia akan memilih salah satu partai dalam Pemilu AS 2024.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yonada Nancy & Iswara N Raditya