Menuju konten utama

Setelah Hoaks Ratna Sarumpaet: Ada yang Minta Maaf, Ada yang Tidak

Ratna Sarumpaet dibela politikus. Ketika dia mengaku bohong, para pendukungnya ada yang meminta maaf, namun ada pula yang tidak dan malah menyerang pemerintah.

Setelah Hoaks Ratna Sarumpaet: Ada yang Minta Maaf, Ada yang Tidak
Ratna Sarumpaet memberikan keterangan kepada media di kediamannya di Jl. Kampung Melayu Kecil 5, Jakarta Timur, Rabu (3/10/2018). Ratna Sarumpaet mengaku berbohong terkait penganiayaan yang menimpa dirinya. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - "Pengeroyokan" yang dialami Ratna Sarumpaet di Bandung, 21 September lalu, membuat para politikus yang dekat dengan dia, geram. Pernyataan keras dan cenderung mengutuk pelaku, disampaikan para politikus ini lewat media sosial dan media massa. Mereka juga mendesak polisi segera mengusut kasus sampai tuntas.

"Hei kalian beraninya sama ibu-ibu! Apa kalian gak punya ibu? Lahir dari apa kalian?" kata Rachel Maryam via Twitter.

"Jahat dan biadab sekali," ujar Fadli Zon, politikus Gerindra, di Twitter-nya.

"Pemukulan Ratna Sarumpaet bencana demokrasi dan kemanusiaan... Penghinaan terhadap Pancasila, menginjak-injak pemerintahan yang demokratis," ujar Mardani Ali Sera, politikus PKS.

Demikian pernyataan itu menghiasi lini masa twitter. Sehari setelahnya, pernyataan-pernyataan keras itu tak lagi terdengar nyaring. Ratna Sarumpaet, yang diisukan menjadi korban kekerasan, akhirnya buka suara. Dia mengaku berbohong. Wajah lebamnya bukan karena dikeroyok, tapi bekas operasi sedot lemak di rumah sakit di bilangan Menteng, Jakarta Pusat.

"Kali ini saya pencipta hoaks terbaik ternyata, menghebohkan semuanya," ujar Ratna, Rabu (3/10/2018) kemarin.

Para politikus yang awalnya membela Ratna, kemudian mengikuti arus. Beberapa dari mereka akhirnya meminta maaf karena ikut menyebar kabar palsu tentang Ratna, meski tak sedikit juga yang bersikeras merasa tak bersalah

Prabowo Subianto misalnya. Calon presiden nomor urut 02 ini adalah satu di antara politikus yang meminta maaf. Ia bahkan menggelar konferensi pers khusus buat meminta maaf.

"Saya atas nama pribadi dan sebagai pimpinan tim kami [tim kampanye Pilpres 2019], saya minta maaf kepada publik bahwa saya telah ikut menyerukan sesuatu yang belum diyakini kebenarannya," kata bekas Danjen Kopassus itu yang sehari sebelumnya menggelar konferensi pers soal kabar pengeroyokan Ratna.

Ratna adalah bagian dari tim pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Putri Amien Rais, Hanum Rais, juga ikut meminta maaf. Ia menyampaikan permohonan maafnya tak lama setelah Ratna mengaku membuat berita bohong.

"Memohon maaf adalah ajaran besar dalam Islam ketika kita berbuat keliru. Saya secara pribadi mohon maaf atas kecerobohan dalam mengunggah berita meski telah ber-tabayyun pada ibu Ratna S. langsung, hingga pada akhirnya yang bersangkutan telah mengaku berbohong. #KebohonganRatna," tulis @hanumrais.

Politikus Partai Gerindra Maryam Rachel juga tak mau ketinggalan. Ia juga langsung membuat kicauan khusus permintaan maaf lewat akun Twitter-nya.

"Saya secara pribadi menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada netizen. Saya terlalu reaktif dan emosional mendengar pengakuan penganiayaan yang menimpa bu Ratna. Mungkin karena sesama perempuan. Sama sekali saya tidak menyangka kalau semua ini adalah kebohongan," tulis @cumarachel.

Dahnil A. Simanjuntak juga meminta maaf. Ia mengaku "telah lalai dan tidak jeli melihat kebohongan bu Ratna Sarumpaet."

Minta Maaf, Tapi Tidak Merasa Bersalah

Beberapa politikus dari kubu Prabowo-Sandi juga ada yang meminta maaf namun tak merasa bersalah meski sudah menyebar kabar dusta. Bahkan, ada politikus yang tak merasa bersalah sama sekali dan justru menyerang kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Setelah permintaan maaf Ratna Sarumpaet dan juga Prabowo Subianto, Fadli Zon ikut meminta maaf lewat Twitter. Namun ketika ditemui di DPR pada Kamis (4/10/2018) pagi, ia merasa tak bersalah ikut menyebarkan berita bohong tentang Ratna. Pernyataan ini menanggapi pelaporan yang dilayangkan kepadanya karena dituduh turut menyebar hoaks.

"Saya tidak merasa. Dari mana menyebarkannya?" tanya Fadli.

Infografik CI Ratna sarumpaet

Lain lagi dengan politikus senior PKS Fahri Hamzah. Ia tak meminta maaf. Jebolan Fakultas Ekonomi UI ini malah balik menyerang Jokowi karena dianggap kerap membuat berita bohong.

"Jangan lupa kita juga harus marah kalau yang melakukannya [berita bohong] itu negara, pemerintahan. Harus adil sikap kita terhadap itu," katanya saat ditemui di DPR, Kamis (4/10/2018) pagi. Fahri merujuk pada janji kampanye Jokowi yang belum terealisasi.

Sementara Mardani Ali Sera tak lagi mencuit sejak 2 Oktober. Unggahan terakhirnya adalah kliping berita berjudul Mardani: Ini Bencana Luar Biasa.

Meski Ratna telah mengaku bohong, namun kasus tetap berlanjut ke kepolisian. Beberapa nama yang tadi disebut seperti Ratna sendiri, Fadli Zon, dan Dahnil Simanjuntak dituduh menyebarkan hoaks yang melanggar Pasal 14 dan 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana atau UU ITE.

Baca juga artikel terkait KASUS RATNA SARUMPAET atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Rio Apinino