Menuju konten utama

Serba-Serbi Cara Memuji Anak yang Orang Tua Sebaiknya Tahu

Bagaimana sebaiknya memuji anak?

Serba-Serbi Cara Memuji Anak yang Orang Tua Sebaiknya Tahu
Ilustrasi anak & orang tua. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Memuji anak perlu dilakukan untuk perkembangan psikologisnya. Kebutuhan anak tidak hanya terkait kebutuhan fisik namun juga kebutuhan psikologis yang dapat dilakukan salah satunya dengan memuji si kecil.

Dilansir Kiddie Matters, gerakan untuk selalu memberikan pujian kepada anak muncul pada tahun 80-an dan 90-an untuk mendorong anak-anak melakukan hal-hal positif.

Selain itu, memberikan pujian kepada anak diyakini akan meningkatkan harga diri anak-anak. Pada masa itu, segala pujian dianggap sebagai hal yang positif dengan mengabaikan apakah pujian yang dilakukan benar atau salah.

Namun ternyata, hal tersebut justru tidak tepat untuk dilakukan karena apa yang dikatakan oleh orang tua hanyalah sekedar pujian kosong. “Good job!” adalah salah satu bentuk pujian kosong yang sering dilontarkan.

Psychology Today dalam artikelnya menekankan kepada para orang tua untuk memberitahu mengapa si kecil melakukan setiap pekerjaannya dengan baik dibandingkan hanya memberikan ungkapan universal.

Anak perlu diberi ucapan spesifik terkait apa yang telah ia lakukan dengan baik agar ia mampu meniru kembali perilaku itu di masa yang akan datang. Dengan memberikan ungkapan yang spesifik, si anak akan mengetahui apa perbuatan yang dianggap baik untuk dilakukan.

Peneliti Universitas Columbia Claudia Mueller dan Carol Dweck menemukan bahwa anak-anak yang dipuji karena kecerdasan mereka, dibandingkan dengan upaya mereka, menjadi terlalu fokus pada hasil.

Hal ini mengindikasikan betapa pujian memberikan dampak pada perkembangan si kecil. Oleh karenanya, lebih baik untuk tidak hanya sekedar memberikan pujian kosong pada anak.

Dweck mengatakan, memuji anak hanya karena kecerdasan yang mereka miliki akan membuat mereka takut pada kesulitan. Hal ini disebabkan mereka akan mulai menyamakan kegagalan dengan kebodohan yang akan membuat kondisi lebih parah.

Berikut adalah beberapa masalah yang muncul ketika para orang tua terlalu memuji anak dilansir dari Kiddie Matter.

1. Pujian menjadi bentuk manipulasi

Banyak masyarakat meyakini bahwa memuji anak atas apa yang mereka lakukan akan memotivasi mereka. Namun, hal tersebut justru lebih diasosiasikan dengan bentuk manipulasi untuk membuat anak-anak melakukan apa yang para orang tua inginkan.

Memuji anak membuat mereka tahu perilaku apa yang para orang tua suka dan hargai dan apa yang perlu mereka lakukan untuk mendapatkan persetujuan para orang tua pada kegiatan-kegiatan selanjutnya.

Jika niat Anda bukan manipulasi, ketika Anda memberi tahu seorang anak "pekerjaan baik" atau "Kamu sangat cerdas" mereka belajar untuk bergantung pada evaluasi Anda terhadap mereka. Dengan ini orang tua pada dasarnya telah memberi mereka semacam clue membahagiakan orang lain.

2. Anak-anak dikondisikan untuk meminta persetujuan orang lain

Ketika kami menggunakan pujian untuk menyatakan kepada anak-anak bahwa kami bangga dengan mereka atas sesuatu yang mereka lakukan, mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk membentuk pendapat mereka sendiri tentang pilihan dan prestasi mereka.

Sebaliknya, mereka mencari orang lain untuk menentukan bagi mereka prestasi apa yang dapat diterima dan tidak dapat diterima.

3. Anak-anak akan mendefinisikan diri mereka berdasarkan pencapaian

Memuji anak-anak sering membuat mereka mendefinisikan diri mereka berdasarkan pada kemampuan mereka untuk unggul dalam sesuatu.

Kelemahan dari ini adalah bahwa ketika mereka mengalami kegagalan atau membuat kesalahan, mereka mengalami kesulitan untuk mengatasinya.

4. Anak tidak memiliki kemauan untuk menantang diri mereka sendiri

Memuji anak-anak karena kemampuan mereka membuat mereka fokus pada menjaga citra "kesempurnaan" setiap saat.

Tujuan mereka adalah untuk selalu terlihat baik di depan orang lain. Mereka merasa bahwa mereka harus selalu memiliki jawaban yang benar dan harus membuat semuanya terlihat mudah.

Mereka percaya bahwa mereka harus mempertahankan status layak pujian mereka. Seringkali anak-anak ini menghindari mengambil risiko karena takut mereka akan gagal. Mereka membuat pilihan yang aman untuk memastikan bahwa mereka selalu keluar di atas.

Lantas, bagaimana sebaiknya memuji anak?

Laura Markham, Ph.D., menulis artikel terkait bagaimana seharusnya pujian dilontarkan kepada si kecil. Sebagai contohnya, para orang tua sebaiknya memberikan pujian berupa “Wah, lihat betapa senangnya adikmu untuk bermain bersama dengan kamu!” dari pada hanya memberikan pujian seperti “Berbagi adalah hal yang baik,” kepada si kecil.

Pujian tersebut dapat membimbing anak menuju hal-hal baik lainnya seperti berbagi mainan, menemani adiknya untuk bermain, atau sekedar menjaga adik ketika kita sedang pergi ke kamar mandi misalnya.

Selain itu, daripada mengatakan kepadanya bahwa dia baik ketika dia bertindak sesuai dengan nilai yang penting bagi Anda, tunjukkan hasilnya. Dengan begitu dia dapat memutuskan apakah akan mengulangi perilaku itu untuk mendapatkan perasaan senang di dalam - daripada hanya untuk mendapatkan pujian dari luar.

Contoh lainnya adalah coba berikan pujian dalam bentuk seperti “aku melihat kamu bekerja keras pada lukisan yang kamu buat. Ceritakan padaku apa yang kamu lukis?” Hal tersebut dipercaya akan lebih baik dari pada hanya mengatakan “Wah lukisan yang bagus!” pada si kecil.

Dengan mengatakannya, si kecil akan mempercayai proses dari pada hasilnya. Selain itu si kecil tidak akan takut untuk memulai pekerjaan barunya yang lain hanya karena kemungkinan hasil yang tidak akan baik seperti yang telah ia buat.

Baca juga artikel terkait PARENTING atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yulaika Ramadhani