tirto.id - Sekretaris Jenderal partai koalisi pendukung Joko Widodo mengadakan rapat tertutup di posko pemenangan di Jalan Cemara, Jakarta Pusat, sekitar pukul 09.00 hari Kamis (9/8/2018) dan selesai pukul 10.18. Dari semua partai pendukung, hanya perwakilan Golkar saja yang tidak hadir.
Sekretaris Jenderal PKB Abdul Kadir Karding menegaskan rapat ini untuk memantapkan pencapresan Jokowi hari Jumat (10/8/2018) besok.
Satu isu krusial yang dibahas adalah pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj yang mengatakan Mahfud tak pernah menjadi kader mereka dan tak berkontribusi apa-apa bagi organisasi.
Mahfud MD dikabarkan akan dipilih oleh Jokowi sebagai calon wakil presiden. Oleh sebab itu, para sekjen masih mencari cara bagaimana bekas hakim konstitusi itu bisa diterima oleh semua pihak, termasuk NU.
"Membahas penolak NU terhadap pak Mahfud. Mendiskusikan itu. Belum ada kesimpulan, masih pembahasan," kata Karding pada Tirto pukul 10.40.
Selain itu, mereka juga membahas teknis kedatangan Jokowi beserta partai koalisi lainnya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Ya kami membahas teknis pendaftaran besok pagi. Sisanya agenda-agenda politik lah," katanya lagi.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan partainya tidak ikut campur dengan status Mahfud MD yang disebut bukan merupakan kader NU.
"[Persoalan] mana yang berasal dari PBNU, mana yang tidak, mana yang di-endorse, itu kami tidak campur tangan," kata Hasto di kediaman Megawati Soekarnoputri, Jakarta, Rabu (8/8/2018) malam.
Menurut Hasto, sejauh ini komunikasi antara PDIP, parpol koalisi pendukung Jokowi dan PBNU masih baik. Ia juga menjamin hubungan baik itu terpelihara antara Ketua Umum PDIP Megawati, Rais Aam PBNU Maruf Amin dan Said Aqil.
Politikus asal DIY itu menganggap biasa dinamika politik yang terjadi jelang akhir masa pendaftaran calon presiden dan wakil presiden.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Rio Apinino