Menuju konten utama
Strategi Pendukung Ahok-Djarot

Sekali Makan Malam, Rp2,5 Miliar Terlampaui

Meski Ahok terancam masuk penjara dalam kasus dugaan penistaan agama, relawan Teman Ahok tetap optimistis. Mereka melakukan pelbagai cara penggalangan dana. Mereka sudah mengumpulkan Rp12,8 miliar selama 1,5 bulan terakhir.

Sekali Makan Malam, Rp2,5 Miliar Terlampaui
Calon Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama melakukan kampanye di Cipinang. FOTO/Ahok.rd

tirto.id - Puluhan kardus tertumpuk dan tertata rapi di ruang tamu. Di dinding terpampang poster pasangan Ahok-Djarot, petahana sekaligus kontestan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Bermacan atribut terpacak di hampir segala sudut rumah yang dijadikan kantor itu. Salah satunya stiker “KTP Gue buat Ahok” yang menempel di kaca jendela markas Teman Ahok, di Perumahan Graha Pejaten No. 3, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Markas itu menjadi tempat berkumpul relawan Teman Ahok sejak dibentuk pada 16 Juni 2015. Hingga kini mereka masih konsisten mendukung Ahok buat memenangi Pilkada DKI Jakarta 2017. Dari menggalang KTP saat gagasan calon independen masih bersemangat sampai ketika Ahok dicalonkan lewat jalur partai hingga deraan kasus dugaan penistaan agama menjeratnya sekarang.

“Mungkin pertama apa yang kita rasakan dulu kali, ya. Yang pertama kita rasain itu sedih. Apalagi ketika Pak Ahok ditetapkan menjadi tersangka,” ujar Amalia Ayuningtiyas, pendiri sekaligus juru bicara Teman Ahok, kepada Tirto.id, Rabu (7/12/2016).

Ahok memang jadi sorotan atas kasus dugaan penistaan agama. Ucapan soal Surat Al-Maidah 51 sewaktu mengunjungi Kepulauan Seribu, ternyata menjadi bola panas buat pencalonannya dalam Pilkada Jakarta. Kelompok penentangnya, termasuk Front Pembela Islam (FPI), melakukan tiga kali demonstrasi yang disebut “Aksi Bela Islam”, Oktober hingga Desember, mendesak Ahok diproses hukum.

“Kita tidak menyangka eskalasi kebenciannya sampai sebesar ini,” kata Amalia.

Bahkan pada aksi anti-Ahok terakhir, 2 Desember, gelombang massanya tambah besar, yang dimobilisasi oleh gabungan pelbagai kelompok mengatasnamakan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI. Kepolisian Indonesia mencatat, setidaknya jumlah massa hari itu yang menuntut Ahok dipenjara mencapai 500 ribu orang.

Meski begitu, Teman Ahok masih percaya jika jagoannya tidak pernah ditinggal pendukung setia. “Kita di lapangan itu masih banyak melihat orang-orang antusias terhadap Pak Ahok,” klaim Amalia.

Semangat para relawan dari Markas Pejaten masih terpompa dan mereka terus bergerilya mempromosikan sang jagoan. Melalui lima akun media sosial bernama Teman Ahok, para relawan terus bekerja memaparkan kinerja Ahok selama memimpin Jakarta. “Kita terus produksi konten-konten yang positif. Kita tidak menyerang calon lain, tapi kita menunjukan kinerja Pak Ahok apa saja,” katanya.

Jamuan Makan Malam Bersama Ahok

Sekilas kegiatan di markas Teman Ahok terlihat sepi. Hilir mudik para relawan tak sebanyak sewaktu Ahok diusung melalui jalur independen. Tidak ada lagi tempat menerima KTP warga. Fokus relawan kini beralih pada strategi lain, termasuk menggelar jamuan makan bersama Ahok dan para pendukung.

“Kita lagi bikin fund raising. Duit kita setor ke Kampanye Rakyat,” ujar Amalia, merujuk Rumah Lembang tempat tim kampanye Ahok-Djarot.

Sejak 28 Oktober, ide mengumpulkan dana lewat gala dinner bersama Ahok dan Djarot dicetuskan, dan terpampang di situs resmi ahokdjarot.id. Pada Desember, misalnya, tercatat 13 acara penggalangan dana. Tempatnya beragam, dari hotel, restoran, rumah, aula, hingga acara nonton bareng di Balai Sarbini.

Salah satunya digelar di Hotel Fairmont, Selasa (6/12/2016). Reporter Tirto mendatangi hotel tersebut, dan dibenarkan Printon, resepsionis hotel. “Kemarin Selasa memang ada,” katanya, menambahkan bahwa acara itu tertutup khusus untuk tamu undangan. Dia menunjuKkan bukti pemesanan ruangan di lantai tiga dan tertera pemesan adalah Teman Ahok.

Ruangan hotel bernama Sapphire itu berkapasitas 500 orang. Tetapi, baik pihak hotel maupun relawan, menolak menyebutkan kisaran biaya jamuan. Hotel jaringan internasional dan berpusat di Kanada itu memang beberapa kali disewa Teman Ahok sebagai tempat pertemuan, begitu menurut pengakuan Printon.

Tommy, relawan Teman Ahok yang menjadi salah satu penanggung jawab penggalangan dana, menolak memberi penjelasan ketika dikonfirmasi tentang acara donasi di Hotel Fairmont. “Maaf saya bukan organizer untuk acara Fairmont,” kata Tommy melalui pesan WhatsApp.

Sementara menurut Amalia, penggalangan dana memang ada yang dilakukan secara terbuka dan tertutup. Kegiatan itu secara resmi dilaporkan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta.

Amalia pun mengatakan, penggalangan donasi ini juga telah dilaporkan kepada Panwaslu DKI Jakarta. “Kita juga undang setiap kali melakukan donasi, bahkan Panwaslu juga pernah datang,” katanya.

Salah satu cara donasi itu lewat penjualan pelbagai cenderamata, ujar Amalia. Para pendukung yang menghadiri jamuan makan malam akan membeli tiket sesuai kemampuan. Harganya dari ratusan ribu hingga puluhan juta.

“Tiketnya saja kita jual lumayan, kan. Ada yang satu tiket seharga Rp100 ribu - Rp200 ribu. Ada juga Rp25 juta,” ujar Amalia.

Sekali melakukan penggalangan dana, Teman Ahok mampu mengumpulkan minimal Rp250 juta hingga Rp2,5 miliar, klaim Amalia.

Bahkan, menurutnya, beberapa acara yang digagas oleh relawan Teman Ahok mendapat dukungan dari kalangan pengusaha, termasuk ketika mereka menggelarnya di Hotel Fermont. Tetapi Amalia menolak untuk mengungkapkan nama pengusaha itu dan relawan yang bertugas melobi kalangan pengusaha.

Di situsweb ahokdjarot.id, rilisan penerimaan dana sumbangan selama sepekan Desember sekitar Rp6,6 milyar. Amalia berkata bahwa khusus untuk jamuan malan malam yang diinisiasi Teman Ahok sudah terkumpul sekitar Rp12,8 miliar. Rencana mereka, donasi lewat gala dinner ini dilakukan sampai akhir Desember 2016.

Pada laman resmi ahokdjarot.id, terdapat formulir penyumbangan yang bisa diberikan secara online, melalui Booth Teman Ahok maupun secara tunai. Pilihan sumbangan mulai dari Rp100 ribu sampai Rp25 juta. Jika mau mendonasikan uangnya secara lebih, penyumbang bisa mengisi kolom sesuai dengan uang yang akan didonasikan. Total perolehan donasi buat Ahok pun dilaporkan seminggu sekali di situs ahokdjarot.id.

HL Sidang Ahok

Asalkan Terbuka dan Dilaporkan

Peraturan KPU Nomor 13 tahun 2016 tentang dana kampanye menyebutkan pendanaan bisa bersumber dari: (1) pasangan calon, (2) partai politik, atau (3) sumbangan lain yang sah menurut hukum dari pihak lain. Peraturan KPU itu menyebutkan bahwa sumbangan kategori terakhir bisa berasal dari perseorangan, kelompok atau badan hukum swasta. Dan semua dana itu tidak berasal dari tindak pidana, serta bersifat tidak mengikat.

Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz punya pedapat soal penggalangan dana yang dilakukan oleh Teman Ahok. Menurut dia, selama pemberi dana identitasnya dibuka dan sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU), penggalangan dana itu tidak melanggar aturan kampanye.

“Jadi cara dia mendapatkan sumbangan, tetapi harus mengikuti ketentuan PKPU-nya. Jadi kalau dia nyumbang, itu dia harus menyertakan identitas, seperti nama, alamat, NPWP, asal uang dari mana dan seterusnya,” ujar Masyurudin, Kamis pekan lalu.

Dia menegaskan, batasan penyumbang dana bagi pasangan calon adalah Rp 75 juta untuk perorangan dan Rp 750 juta untuk perusahaan berbadan hukum. “Kalau ketentuannya pasangan itu diperkenankan mendapatkan sumbangan perseorangan Rp 75 juta, badan hukum Rp 750 juta. Nah, cara dia melakukan sumbangan menurut saya bisa apa saja yang menurut saya jauh lebih kuat,” ujarnya.

Lalu sudah terbukakah penggalangan dana dilakukan Teman Ahok?

Dalam situs ahokdjarot.id, laman resmi yang telah didaftarkan ke KPUD, laporan donasi dari para pendukung masih belum terbuka jelas. Misal, soal nama-nama pemberi donasi dalam laporan dari 1-7 Desember, masih inisial. Tidak ada alamat dan dari mana keterangan asal donasi diperuntukan buat kampanye itu. Hanya ada keterangan jumlah donasi per orang, kode dan jumlah donasi tercantum dalam laporan mingguan.

Keterbukaan itu sudah pasti harus dilakukan kepada KPU dan Bawaslu. Amalia mengaku segalanya akan dilaporkan ke KPU. Sedangkan kepada Bawaslu, Amalia selalu memberitahukan jika ada acara penggalangan dana. Bahkan Panwaslu pernah datang dan memantau salah satu acara penggalangan dana.

Optimis Menang Satu Putaran

Manuver penggalangan dana dipakai untuk mendanai kampanye di Rumah Lembang, kantor tim sukses Ahok-Djarot. Selain itu juga akan digunakan untuk menyiapkan 13 ribu relawan 'Simpul teman Ahok' yang kan bertugas sebagai pemantau di setiap tempat pemungutan suara.

Saat ini, kata Amalia, relawan-relawan telah direkrut untuk menghimpun kekuatan. Rencananya, mereka akan disebar di seluruh kelurahan buat menjadi juru kampanye dan memperkenalkan Ahok-Djarot dari pintu ke pintu warga.

Amalia menunjukkan foto dari telepon selulernya. Terlihat para relawan diberi pembekalan di sejumlah tempat, dari rumah hingga restoran. Salah satunya di Kelurahan Makassar, Jakarta Timur.

Dia menjelaskan, selain bertugas melakukan pemantuan, para relawan juga bertugas menyokong para saksi dari partai pendukung untuk melakukan penghitungan suara di hari pencoblosan pada 15 Februarui 2017. Harapannya, berdasar masukan dari para saksi, mereka akan mendapatkan laporan perolehan suara secara cepat ke markas Teman Ahok.

Real time itu bisa dilihat di website Teman Ahok,” kata Amalia.

Strategi untuk memenangkan Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mirip dengan Relawan Jakarta Baru pada Pilkada Jakarta 2012. Saat itu para relawan, di luar strategi partai pendukung, bergerak di basis-basis kelurahan hingga di media sosial buat memenangkan Jokowi-Ahok. Hasilnya, Jokowi-Ahok memenangkan pertarungan dalam Pilkada Jakarta yang berlangsung dua putaran itu.

Strategi relawan Ahok ini dalam skenario bahwa jagoan mereka bisa berkelit dari jerat pidana, dan Ahok secara hukum bersih dari dakwaan penisataan agama. Sidangnya sendiri dimulai Selasa, 13 Desember, di PN Jakarta Utara. Sampai saat ini para relawan masih optimis, meski mayoritas kasus penistaan agama jarang sekali dimenangkan oleh terdakwa.

Ditanya bagaimana optimisme atas kemenangan Ahok dalam Pilkada 2017, Amalia Ayuningtiyas berkata: “Kami yakin menang satu putaran.”

Baca juga artikel terkait AHOK-DJAROT atau tulisan lainnya dari Arbi Sumandoyo

tirto.id - Politik
Reporter: Arbi Sumandoyo & Andrian Pratama Taher
Penulis: Arbi Sumandoyo
Editor: Fahri Salam