tirto.id - Jauh sebelum pergantian tahun Masehi dirayakan oleh orang-orang dari berbagai penjuru bumi, sudah ada ritual serupa. Sejarah perayaan tahun baru pertama di dunia sudah ada sejak 2.000 Sebelum Masehi (SM), dikenal dengan istilah Nowruz. Ritual Nowruz diterapkan oleh orang-orang Mesopotamia, peradaban kuno yang pernah berjaya di Timur Tengah.
Mesopotamia terletak di antara Sungai Tigris dan Sungai Efrat, atau di kawasan berdirinya Iran dan Irak pada masa sekarang. Ahmad Fuad Basya dalam buku Sumbangan Keilmuan Islam pada Dunia (2015) mengungkapkan bahwa pendiri peradaban Mesopotamia adalah orang-orang Sumeria yang telah mendiami kawasan ini sejak sekitar tahun 3.000 SM.
Peradaban Mesopotamia, lanjut Basya, berdampingan dan berinteraksi dengan peradaban Mesir Kuno pada masa keemasannya di sepanjang alur Sungai Nil. Mesopotamia banyak melahirkan asal-usul kehidupan manusia. Tempat ini menjadi sumber banyak penemuan, institusi, dan ide-ide mendasar bagi perkembangan dunia selanjutnya.
Dipaparkan oleh Jane R. McIntosh dalam Mesopotamia and the Rise of Civilization: History, Documents, and Key Questions (2017), salah satu peradaban manusia tertua di dunia ini berkontribusi besar bagi asal-usul dan perkembangan awal ilmu matematika, literatur, pengobatan, astronomi, teknologi, arsitektur, juga seni. Tak hanya itu, di sinilah tulisan pertamakali diciptakan.
Salah satu warisan kebudayaan yang sudah dipraktikkan oleh orang-orang Mesopotamia di masa lampau adalah Nowruz atau perayaan tahun baru, bukan tahun baru masehi tentunya. Nowruz berasal dari salah satu bahasa kuno Persia yang artinya “hari baru”. Jika menurut kalender masehi, Nowruz dirayakan antara tanggal 20, 21, atau 22 Maret.
Tulisan R. Abdollahy berjudul “Calendars II, Islamic Period” dalam Encyclopedia Iranica Vol. 4 (1990), menyebutkan bahwa Nowruz adalah hari pertama Farvardin, bulan pertama dalam Kalender Matahari Iran.
Di masa lalu, perayaan Nowruz selalu dilakukan rakyat Mesopotamia dan terus dilestarikan secara turun-temurun dari masa raja-raja Persia lama, bahkan saat wilayah ini diduduki oleh pemerintahan Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab sejak abad ke-7 M.
A. Th. Van Leeuwen dalam buku Chirstendoom in Weeldgeschiedenis (1964), yang dialihbahasakan oleh Frits M. Kirihio dengan judul Agama Kristen dalam Sejarah Dunia (2007), menyinggung salah satu bentuk ritual dalam perayaan tahun baru di Mesopotamia itu.
Perayaan Nowruz bukan hanya untuk memperingati pergantian tahun, namun juga sebagai simbol perayaan kemenangan raja setelah berhasil membunuh naga yang dilanjutkan dengan pesta pernikahan, dalam mitologi Mesopotamia kala itu.
Leeuwen menulis: “[…] ada ritual-ritual yang menunjuk pada tradisi-tradisi Mesopotamia. Seperti di dalam upacara-upacara tahun baru yang bersifat ritual-mistis, di mana raja bertindak sebagai pembunuh utama naga dan sesudah kemenangannya melakukan hieros gamos, perkawinan keramat.”
Hingga kini, Nowruz, ritual yang disebut-sebut sebagai perayaan tahun baru tertua dalam sejarah peradaban manusia, masih dilakukan secara tradisional oleh sebagian masyarakat di Iran, Irak, Azerbaijan, Afganistan, Turki, Pakistan, India, dan tempat-tempat lain yang pernah terpengaruh budaya Persia.
Editor: Yantina Debora
Penyelaras: Ibnu Azis