Menuju konten utama
Sejarah Indonesia

Sejarah Manusia Purba Homo Sapiens: Penemu, Lokasi, Ciri-ciri Fosil

Homo sapiens merupakan fosil manusia purba yang paling mirip dengan manusia modern.

Sejarah Manusia Purba Homo Sapiens: Penemu, Lokasi, Ciri-ciri Fosil
Ornamen lukisan hewan dan manusia purba di dinding Goa Liang Kabori, di Desa Liang Kabori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. ANTARA FOTO/Jojon/ama/17.

tirto.id - Homo sapiens (homosapien) atau "manusia cerdas" merupakan fosil manusia purba yang paling mirip dengan manusia modern. Sejarah persebarannya berawal dari Afrika sebelum meluas ke belahan dunia lainnya, termasuk Kepulauan Nusantara atau Indonesia.

Berdasarkan catatan Hasnawati dalam buku Sejarah (2020:11), fosil tertua Homo sapiens paling banyak ditemukan di Afrika. Perihal pendapat ini, peneliti memanfaatkan teori Out of Afrika (Stringer dan Brauer) dan beberapa bukti pendukung seperti genetika, linguistik, serta arkeologi.

Pendapat mengenai kemiripan Homo sapiens dengan manusia modern dilihat dari DNA. Ternyata, DNA Homo sapiens memiliki keidentikan sebesar 99,9 persen dengan manusia sekarang di berbagai negara.

Para peneliti menduga berdasarkan teori Out of Afrika bahwa Homo sapiens pada masanya berhasil menggusur keberadaan jenis manusia purba sebelumnya di tempat yang didatangi.

Namun, ada juga teori Multiregional Evolution Model (Wolpoff, Thorne, dan Wu) yang menyatakan bahwa Homo sapiens hidup berdampingan dengan jenis manusia sebelumnya di berbagai daerah hingga berkembang menjadi masing-masing ras.

Lantas, siapakah yang menemukan fosil Homo Sapiens di Indonesia dan di mana lokasinya?

Penemu dan Lokasi

Teori Multiregional Evolution Model menyatakan bahwa Homo sapiens melahirkan ras-ras baru. Begitulah yang terjadi di Indonesia karena ternyata ada dua subjenis Homo sapiens, yakni Homo wajakensis dan Homo floresiensis.

Dalam buku Sejarah Indonesia (2014:26), Amurwani Dwi dan kawan-kawan menjelaskan, Homo wajakensis adalah jenis Homo sapiens yang ditemukan tahun 1889 oleh B.D. van Rietschoten di Tulungagung, Jawa Timur. Pada 1890, Eugene Dubois menemukan lagi fosil tersebut di lokasi yang sama.

Diduga, manusia cerdas dari Jawa Timur ini mengalami evolusi hingga menjadi sub-ras Melayu Indonesia dan Austromelanesoid. Penemuan ini memberi pernyataan bahwa Indonesia sejak 40.000 tahun lalu telah dihuni oleh Homo sapiens.

Selain Homo wajakensis, ada Homo floresiensis yang ditemukan oleh penelitian gabungan Indonesia dan Australia pada 2004 silam. Di Liang Bua, Flores, NTT, yang diklaim sebagai pemukiman manusia purba masa prasejarah, keberadaan Homo floresiensis terungkap.

Jenis ini memiliki ukuran volume otak jauh lebih kecil dari Homo sapiens pada umumnya, yakni hanya 380 cc. R.P Soejono dan Mike J. Morwood menemukan fosil ini sebanyak 6 individu. Manusia purba tersebut ternyata sudah mengenal alat-alat perlengkapan sederhana dari bahan batu.

Bukan hanya itu, Yuval Noah Harari dalam Sapiens (2011:21) menjabarkan, Homo sapiens sudah menggunakan bahasa yang akhirnya menyokong penciptaan teknologi serta penaklukkan dunia.

Ciri-ciri Fisik Homo Sapiens

  • Memiliki volume otak sekitar 1350-1450 cc.
  • Mempunyai tinggi badan mulai130-210 cm.
  • Berat badan berkisar 30-150 kg.

Ciri-ciri Non Fisik Homo Sapiens

  • Hidup kisaran 25.000 sampai 40.000 tahun silam.
  • Sudah memiliki bahasa komunikasi.
  • Mampu membuat alat-alat sederhana dari bahan batu.
  • Sudah membuat lukisan-lukisan yang menggambarkan kehidupan.

Baca juga artikel terkait JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya