tirto.id - Sejarah hidup A.M. Fatwa teramat panjang dan melintasi berbagai zaman. Ia sudah aktif di kancah politik dan pergerakan sejak era Presiden Sukarno. Sikap kritisnya semakin keras selama rezim Orde Baru pimpinan Soeharto berkuasa. Fatwa berulangkali mendapat ancaman, teror, siksaan, hingga keluar-masuk penjara.
Jika ditotal, tokoh kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, bernama lengkap Andi Mappetahang Fatwa ini sudah mengorbankan hidupnya selama 12 tahun berada di dalam bui, itu belum termasuk status tahanan luar di beberapa kali harus disandangnya.
A.M. Fatwa adalah pejuang lintas zaman. Ia adalah salah satu tokoh yang turut berperan dalam Reformasi 1998 yang menggulingkan kekuasaan Soeharto. Setelah Orde Baru runtuh, Fatwa masuk gelanggang politik dan bertahan amat lama hingga pada 14 Desember 2017, sang pejuang ini menghembuskan napas terakhir.
Berikut ini rekam-jejak kehidupan A.M. Fatwa:
1939
Fatwa Lahir
Andi Mappetahang Fatwa dilahirkan di Bone, Sulawesi Selatan, tanggal 12 Februari 1939 dengan nama Andi Mappetahang Fatwa. Gelar Andi yang tersemat pada namanya menandakan bahwa Fatwa berasal dari keluarga bangsawan atau Kerajaan Bone.
_____________________________
1957
PII dan Muhammadiyah
Fatwa menjadi aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) sejak usia 18 tahun. Ia memang dikenal vokal dan berpikiran kritis sejak masih remaja. Selain di PII, Fatwa muda juga bergabung dengan Muhammadiyah, dimulai dari tingkat ranting.
(Baca Juga: Kiprah Santri Muhammadiyah Mengawal Republik)
_____________________________
1960
Perintis HMI
Diterima sebagai mahasiswa di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada periode inilah Fatwa juga turut mendirikan Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) cabang Ciputat. Tahun 1961, ia terpilih sebagai Ketua Senat Seluruh Indonesia.
(Baca Juga: Legenda Hijau Hitam Mahasiswa Islam)
_____________________________
1963
Penjara Perdana
Lulus dengan predikat Sarjana Muda IAIN Syarif Hidayatullah dan Universitas Ibnu Khaldun Jakarta. Di tahun yang sama, pemerintah Orde Baru menudingnya terlibat insiden di IAIN. Fatwa dijebloskan ke tahanan selama 6 bulan.
_____________________________
1970
Membantu Ali Sadikin
A.M. Fatwa diangkat sebagai Staf Khusus Agama dan Politik Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Sejak itu, ia mulai tertarik lebih serius lagi terjun ke kancah politik.
(Baca Juga: Solusi Maksiat ala Ali Sadikin)
_____________________________
1979
Dibui Lagi dan Dipecat
Dengan tuduhan melanggar sumpah jabatan dan menghasut masyarakat untuk membenci pemerintah, Fatwa dipecat secara tidak hormat dari statusnya sebagai pegawai pemerintah DKI Jakarta. Dua tahun sebelumnya, ia masuk penjara lagi selama 9 bulan karena dianggap meresahkan.
(Baca Juga: Bertaruh Nyawa Membongkar Dosa Rezim Orba)
_____________________________
1980
Petisi 50
Petisi 50 sebagai bentuk protes terhadap Presiden Soeharto ditandatangani oleh para tokoh nasional. Fatwa ikut ambil bagian bersama Ali Sadikin, Hoegeng Imam Santoso, Burhanuddin Harahap, Mohammad Natsir, dan lainnya.
(Baca Juga: Menggugat Soeharto yang Menyalahgunakan Pancasila)
_____________________________
1984
Tragedi Priok
Lagi-lagi Fatwa tersangkut masalah dan kali ini divonis dengan hukuman penjara selama 18 tahun. Ini terkait Lembaran Putih Peristiwa Tanjung Priok dan ceramah-ceramah politiknya yang oleh rezim Orde Baru dianggap tindakan subversif.
(Baca Juga: Mengenang Tragedi Pembantaian Tanjung Priok)
_____________________________
1993
Bebas, Jadi Staf Menteri
Fatwa dibebaskan secara bersyarat dari penjara. Setelah bebas, ia justru diangkat sebagai Staf Khusus Menteri Agama RI (pada era Tarmizi Taher dan Quraish Shihab) atas izin Presiden Soeharto.
_____________________________
1998
Reformasi dan PAN
Turut ambil bagian dalam gerakan Reformasi yang meruntuhkan kekuasaan Soeharto pada 21 Mei 1998. Selanjutnya, Fatwa ikut mendeklarasikan terbentuknya Partai Amanat Nasional (PAN) bersama Amien Rais.
(Baca Juga: Ketika Amien Rais Lolos dari Jeweran Soeharto)
_____________________________
1999
Masuk Parlemen
Hasil Pemilu 1999 mengantarkan Fatwa masuk parlemen sebagai anggota DPR-RI dari PAN, ia bahkan sempat menjabat sebagai Wakil Ketua DPR. Usai Pemilu 2004, Fatwa terpilih sebagai anggota sekaligus Wakil Ketua MPR.
_____________________________
2009
DPD-RI
A.M Fatwa terpilih menjadi Anggota DPD-RI. Ia maju sebagai calon perorangan dari DKI Jakarta. Fatwa tercatat sebagai tokoh senior DPD hingga akhir hayatnya.
_____________________________
2017
Fatwa Wafat
Tanggal 14 Desember 2017 pukul 06.00 WIB pagi, A.M. Fatwa meninggal dunia di Rumah Sakit MMC Jakarta Selatan, karena penyakit kanker hat. Ia wafat dalam usia 78 tahun dengan mewariskan jejak rekam, perjuangan, hingga seabrek karya.
(Baca Juga: A.M. Fatwa dan Arus Balik Pembangkangan Islam-Politik Jakarta)
_____________________________
Sumber Foto: Antara
Editor: Iswara N Raditya