Menuju konten utama

Saudi Akui Jamal Khashoggi Tewas di Konsulat Akibat Baku Hantam

Setelah dua pekan hilangnya Jamal Khashoggi, akhirnya Kerajaan Saudi mengakui bahwa wartawan itu tewas di konsulat Arab di Turki yang diduga akibat baku hantam.

Saudi Akui Jamal Khashoggi Tewas di Konsulat Akibat Baku Hantam
Wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi. FOTO/Wikipeida

tirto.id - Jurnalis asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi, diakui tewas disinyalir akibat "baku hantam" di Konsulat Saudi di Istanbul. Pernyataan ini untuk pertama kalinya dikeluarkan kerajaan Arab Saudi, Sabtu (20/10/2018) pagi, setelah dua pekan meninggalnya Khashoggi.

Pihak berwenang mengatakan 18 tersangka Saudi ditahan karena pembantaian dan pejabat intelijennya telah dipecat.

Pernyataan Kerjaan Saudi di media lokal tersebut dirilis setelah lebih dari dua minggu Khashoggi memasuki konsulat Saudi di Istanbul. Pada 2 Oktober lalu, Khasoggi tengah mengurus dokumen yang diperlukan untuk menikahi tunangannya warga Turki dan tak pernah kembali.

Sejak saat itu, Kerajaan Saudi terus menolak tudingan Turki bahwa Khashoggi dibunuh dan disiksa. Namun, tekanan dan komentar internasional yang terus meningkat mulai dari pejabat AS hingga Presiden Donald Trump tampaknya telah memaksa kerajaan untuk mengakui pembunuhan itu.

Satu pernyataan dari jaksa penuntut umum Arab Saudi mengatakan perkelahian terjadi antara Khashoggi dan orang-orang yang menemui dia di dalam Konsulat dan mengakibatkan kematiannya.

"Penyelidikan masih berlangsung dan 18 warga negara Arab Saudi telah ditangkap," menurut pernyataan media lokal dikutip Tirto dari Associated Press, Sabtu pagi.

Pernyataan tersebut juga menekankan bahwa Kerajaan Saudi telah memecat Penasehat Pengadilan Kerajaan Saud Al-Qaftani dan Wakil Kepala Dinas Intelijen Ahmed Asiri yang dekat dengan lingkaran Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

Para pejabat Turki telah mengatakan mereka percaya Khasoggi, pengeritik Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, tewas di dalam gedung Konsulat. Arab Saudi sebelumnya telah membantah tuduhan itu dan mengatakan Khashoggi "telah meninggalkan gedung tersebut tak lama setelah ia memasukinya".

Raja Salman juga memerintahkan pembentukan satu komite tingkat menteri yang dipimpin oleh putra mahkota untuk menata kembali dinas intelijen, menurut media negara.

Hilangnya Khashoggi, warga AS dan kolumnis untuk The Washington Post, membuat tegang hubungan antara Arab Saudi dan sekutu Baratnya. Sekutu Arab telah bergabung untuk mendukung Riyadh, tapi tekanan Barat telah meningkat atas Arab Saudi agar memberikan jawaban yang meyakinkan.

Sebelum pengumuman oleh Arab Saudi, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia mungkin akan mempertimbangkan sanksi atas Arab Saudi sehubungan dengan hilangnya Khashoggi, dan pada saat yang sama menekankan pentingnya hubungan AS-Arab saudi.

Di Istanbul, Turki, jaksa yang menyelidiki hilangnya Khashoggi pada Jumat (19/10/2018) menanyai pekerja Turki di Konsulat Arab Saudi. Mereka memperluas upaya untuk memperoleh keterangan dalam kasus yang membuat tegang persekutuan Riyadh dengan negara Barat itu.

Pegawai Konsulat yang ditanyai meliputi akuntan, teknisi dan seorang pengemudi, menurut kantor berita Turki, Anadolu. Penyelidikan dilakukan oleh Biro Kejahatan Terorganisir dan Terorisme di Kantor Kejaksaan Arab Saudi.

Polisi Turki melakukan pencarian di satu hutan di pinggiran Istanbul dan satu kota di dekat Laut Marmara untuk mencari mayat Khashoggi, menurut dua pejabat senior Turki, seperti dikutip dari Antara. Mereka telah melacak jejak mobil yang meninggalkan Konsulat dan kediaman konsul Arab Saudi pada hari hilangnya wartawan Arab Saudi tersebut.

Para penyidik telah menemukan sampel dari pencarian di kedua gedung itu untuk dianalisis guna menemukan jejak DNA Khashoggi.

Turki menyatakan negara tersebut tidak membagikan rekaman audio apa pun yang mendokumentasikan kemungkinan tewasnya Khashoggi di dalam Konsulat Arab Saudi, untuk membantah laporan bahwa Turki telah membagikan rekaman audio kepada PBB.

Baca juga artikel terkait PEMBUNUHAN JURNALIS atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Hukum
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri