tirto.id - Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (Satgas PEN) berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mengalami negatif di kuartal ketiga 2020 setelah menggelontorkan dana hingga Rp130 triliun lebih dalam menghadapi dampak ekonomi COVID-19.
Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin melaporkan pemerintah sudah menggelontorkan Rp137,89 triliun untuk pemulihan ekonomi nasional. Angka tersebut merupakan angka yang dikeluarkan sejak Satgas PEN dibentuk pada 20 Juli 2020 hingga saat ini.
"Sejak Satgas dibentuk sudah ada Rp137,89 triliun yang disalurkan dan per minggu kita track baik perlindungan sosial, kategori UMKM, maupun sektoral kementerian dan pemda," kata Budi dalam konferensi pers secara daring, Rabu (30/9/2020).
Budi melaporkan, pemerintah sudah berhasil menyalurkan Rp36,3 triliun untuk 10 juta penerima manfaat dalam program keluarga harapan. Kedua, pemerintah sudah menyalurkan Rp31,9 triliun kepada 19,4 juta keluarga penerima manfaat.
Pemerintah juga sudah menyalurkan bantuan sosial tunai non-Jabodetabek sebesar Rp24,8 triliun kepada 9,2 juta penerima manfaat. Lalu, pemerintah juga sudah menyalurkan uang lewat program prakerja sebesar Rp19,46 triliun kepada 5,48 juta pekerja.
Pemerintah juga melaporkan telah menyalurkan Rp14 triliun untuk program subsidi gaji. Subsidi ini diserahkan kepada 11,65 juta penerima manfaat dengan gaji di bawah Rp5 juta. Pemerintah juga memberikan bantuan lain berupa BLT dana desa hingga program diskon listrik.
Selain itu, pemerintah juga mulai menempatkan bantuan dana UMKM ke perbankan sebesar Rp59 triliun. Uang ini diberikan untuk penyaluran kredit UMKM di Indonesia. Pemerintah menyalurkan bantuan produktif usaha mikro dengan angka Rp16 triliun dengan bentuk hibah kepada 6,6 juta pengusaha.
"Kami juga sudah meluncurkan program subsidi bunga kredit mikro yang telah direalisasikan sebesar 2, 97 triliun kepada 7,67 juta debitur UMKM," kata Budi.
Kemudian, pemerintah juga sudah menyalurkan dana program padat karya lewat kementerian/lembaga. Ia mengatakan, pemerintah telah berhasil menyalurkan RP12,76 triliun kepada 1,97 juta pekerja.
Akan tetapi, pemerintah belum memberikan bantuan kepada korporasi. Ia mengatakan, pemerintah baru mengeluarkan bantuan pada Oktober 2020 karena jumlah yang sangat besar.
Budi menuturkan, anggaran hingga Rp130 triliun lebih itu diharapkan bisa membawa perekonomian Indonesia tidak jatuh resesi. Sebagai catatan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua minus 5,32 persen. Angka ini lebih buruk daripada pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang berada positif 2,97 persen.
"Saya berharap Insya Allah 130 T lebih ya kita salurkan dalam tiga bulan terakhir di kuartal ketiga ini bisa bermanfaat maksimal untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi kita di kuartal ketiga. Angkanya nanti akan kita lihat sebentar lagi mudah-mudahan lebih baik dibandingkan dengan negatif lima persen di kuartal kedua," kata Budi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz