Menuju konten utama

Satgas Pastikan Vaksin di Indonesia Mampu Hadapi Varian Delta

Vaksin yang didatangkan Indonesia mampu menghadapi varian COVID-19 B1617 alias varian delta.

Satgas Pastikan Vaksin di Indonesia Mampu Hadapi Varian Delta
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin meninjau saat pemberian vaksin AstraZeneca pada warga usia 18+ saat peresmian Sentra Vaksinasi COVID-19 tiket.com di Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta, Senin (14/6/2021). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menyatakan, vaksin yang didatangkan Indonesia mampu menghadapi varian COVID-19 B1617 alias varian delta.

"Apakah vaksin di sini memiliki efektivitas masih tinggi atau tidak? Secara keseluruhan, sekarang ini masih," kata Wiku dari Graja BNPB, Jakarta, Selasa.

Sebagai catatan, pemerintah Indonesia menghadirkan 3 varian vaksin yakni Sinovac, Astrazeneca, dan Sinopharm. Vaksin Astrazeneca dan Sinovac digunakan untuk program vaksinasi nasional sementara Sinopharm digunakan untuk program vaksin gotong royong.

Wiku menjelaskan vaksin masih ampuh karena efektivitas vaksin di atas 50 persen meski varian COVID-19 sudah bermutasi demi bertahan hidup. Ia menambahkan, penelitian tetap berjalan meski sudah memenuhi efektivitas 50 persen.

Ia pun menilai wajar publik khawatir dengan varian ini karena ingin kepastian efektivitas vaksin.

"Artinya semua akan melihat kondisi ini dan memastikan bahwa vaksinasi yang dilakukan benar-benar bisa memberikan proteksi kolektif atau herd immunity dari masyarakat yang divaksinasi," kata Wiku.

Wiku mengungkapkan Indonesia menerima 1 juta dosis vaksin Sinopharm pada Jumat (11/6/2021). Dengan demikian, sudah 2 juta dosis vaksin Sinopharm yang tersedia dan bisa digunakan untuk program vaksinasi gotong royong.

"Diharapkan kedatangan vaksin sinopharm ini dapat semakin mendukung kelancaran program vaksinasi gotong royong di Indonesia," Kata Wiku.

"Sekali lagi meskipun vaksin terus berdatangan dan ada beberapa orang terdekat yang telah divaksin, kita harus tetap selalu menaati protokol kesehatan demi melindungi diri sendiri dan orang di sekitar," tegas Wiku.

Saat ini, varian delta COVID-19 beredar cepat di Indonesia. Hal tersebut terungkap setelah pemerintah melakukan pengetesan terhadap kemunculan klaster penularan secara cepat di beberapa daerah. Daerah yang menjadi perhatian adalah Kudus, Jawa Tengah; Bangkalan, Jawa Timur; dan DKI Jakarta.

Kementerian Kesehatan lewat Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi lonjakan kasus di DKI Jakarta, Bangkalan dan Kudus terjadi karena varian Delta. Hal tersebut pun sudah dilaporkan kepada Presiden Jokowi dalam rapat terbatas, Senin (14/6/2021).

"Kami juga menambahkan melaporkan juga ke Beliau Kenapa ini penting karena beberapa daerah seperti Kudus kemudian, DKI Jakarta dan juga di Bangkalan memang sudah terkonfirmasi varian deltanya atau b1617.2 atau juga varian dari India mendominasi," kata Budi dalam keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Senin.

Baca juga artikel terkait VAKSIN atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti