tirto.id - Kepala Divisi Layanan Telekomunikasi BAKTI, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Latifah Hanum mengatakan, anggaran BAKTI Kominfo digunakan untuk memfasilitasi perjalanan Johnny G Plate ke Eropa saat menjabat sebagai menteri. Tiga negara Eropa yang dikunjungi Plate adalah Barcelona, Spanyol; Paris, Perancis; dan London, Inggris.
Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi saksi dalam persidangan kasus korupsi penyediaan layanan infrastruktur BTS 4G dan paket pendukung 1-5 BAKTI Kominfo, Selasa (19/9/2023). Total anggaran BAKTI yang digunakan untuk perjalanan itu sebesar Rp2,6 miliar.
“Untuk biaya tiket pesawat, makan, dan biaya harian menggunakan SPPD dari BAKTI,” kata dia.
Latifah menambahkan, Plate tidak sendiri. Ada 15 orang yang ikut dalam rombongan tersebut.
“Satu rombongan (BAKTI dan kementerian) sekitar 15 orang. Rombongan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika ada Pak Menteri (Johnny G Plate), Gregorius Alex Plate (adik Pak Menteri), Walbertus Natalius Wisang (Tenaga Ahli Kominfo) dan satu orang dari media,” sebut Latifah.
Latifah mengaku dirinya juga ikut dalam perjalanan tersebut. Selama kegiatan di Barcelona, Paris dan London, Latifah membantu mengurus akomodasi dan pesawat.
“Pada saat ada rencana perjalanan ke tiga negara, saya komunikasi sama Mba Happy (sekretaris Johnny G Plate). Dia berhalangan karena mengidap COVID-19," jelasnya.
Sebelum keberangkatan, Latifah dan Happy sempat membahas hotel yang akan digunakan oleh rombongan untuk menginap. “Dari pilihan hotel yang disampaikan Pak Menteri, ternyata uangnya enggak cukup. Uang dari BAKTI habis untuk harian dan makan," tuturnya.
“Akhirnya saya diskusikan dengan Pak Anang," lanjut Latifah.
Sesuai arahan dari Anang, Latifah pun berkoordinasi dengan Jemmy Sutjiawan dan Irwan Hermawan terkait biaya hotel. “Pak Irwan ikut dan support hotel. Kalau Pak Jemmy cuma kasih uang, tapi enggak ikut," ucap Latifah.
Dari Latifah terungkap Jemmy memberikan uang sebesar Rp538 juta untuk keperluan di Barcelona. Sementara Irwan memberikan uang sebesar Rp621 juta untuk keperluan di Perancis dan Inggris.
Latifah menuturkan, rombongan Kementerian Kominfo dan BAKTI menghabiskan waktu 12 hari di tiga negara itu. Di Barcelona empat hari, Paris empat hari, dan di London empat hari.
“Di Barcelona bapak menghadiri kegiatan tahunan Mobile World Congress. Di Paris ada beberapa pertemuan dengan menteri setempat, sementara di London kunjungan ke perusahaan Airbus untuk lihat teknologi Airbus," urainya.
“Selama di sana ada kegiatan yang sifatnya pribadi? Misalnya, nonton bola Barcelona versus Real Madrid gitu," tanya Kepala Majelis Hakim, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Fahzal Hendri.
"Enggak pak," kata Latifah menjawab.
Selain ke tiga negara Eropa tersebut, Plate juga disebut pernah menggunakan anggaran BAKTI untuk perjalanan ke Swiss dan Amerika Serikat. Untuk perjalanan ke Swiss dan Amerika, rombongan yang ikut dari kementerian antara lain Plate, Anang Achmad Latief (Direktur Utama BAKTI), Usman Kansong (Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik), hingga sekretaris Johnny, Happy.
“Kurang lebih satu minggu, sudah sama keberangkatan dan kepulangan. Yang mendanai sama seperti sebelumnya,” ujarnya.
Untuk perjalanan tersebut, Latifah membocorkan, anggaran yang dikeluarkan BAKTI sebesar Rp1,2 miliar. Selama di Amerika Serikat, Plate berkunjung ke Los Angeles dan San Fransisco.
“Di Los Angeles kurang lebih tiga hari. Ada beberapa kegiatan kunjungan yakni ke Space X dan Boeing (satelit)" beber Latifah.
"Kenapa Pak Johnny pakai anggaran BAKTI enggak pakai SPPD miliknya?" selidik Fahzal.
"Enggak ada, pak," jawab Latifah.
"Loh enggak mungkin enggak ada. Menteri itu ada anggaran tersendiri untuk perjalanan dinas termasuk ke luar negeri,” kata Fahzal lagi.
“Kalau itu saya enggak paham," sahut Latifah.
Pemanggilan Latifah ini merupakan bagian dari rangkaian persidangan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate dan Direktur BAKTI Kominfo, Anang Achmad Latief, terdakwa perkara tindak pidana korupsi dalam penyediaan infrastruktur BTS 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 BAKTI Kominfo Tahun 2020-2022.
Penyelidikan kasus ini dimulai setelah kejaksaan menerima laporan proyek pembangunan menara BTS 4G Bakti Kominfo paket 1, 2, 3, 4, dan 5 tidak terlaksana dengan baik. Hingga April 2022, hanya 86 persen tower BTS yang dibangun. Hanya 1.900 lokasi dari target 4.200 titik di tahap awal. Padahal tujuan proyek tersebut adalah memberikan layanan digital pada wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Wilayah yang tercakp program ini adalah Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan Nusa Tenggara Timur.
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mencatat angka kerugian negara dari kasus tersebut sebesar Rp8 triliun.
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Abdul Aziz