Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Safari Politik Yusril & Manuver PBB sebagai Parpol Non Parlemen

Yusril selaku ketua umum PBB menemui sejumlah parpol parlemen di tengah hangatnya kandidat capres dan koalisi yang masih cair.

Safari Politik Yusril & Manuver PBB sebagai Parpol Non Parlemen
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra (kanan) dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kiri) berbicara saat silaturahmi kebangsaan di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (16/3/2023). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.

tirto.id - Partai Bulan Bintang (PBB) di bawah nakhoda Yusril Ihza Mahendra melakukan serangkaian manuver politik dalam menghadapi Pemilu 2024. Yusril selaku ketua umum PBB menemui sejumlah partai parlemen di tengah hangatnya kandidat capres-cawapres dan koalisi yang masih cair.

Dalam catatan, PBB selama 2023 ini telah menemui tiga parpol parlemen. Pertama, mereka bertemu dengan PDIP pada akhir Januari lalu. Dalam pertemuan itu, kedua partai membahas soal kerja sama Megawati dan Yusril di masa lalu. Mereka membahas soal kebangsaan hingga soal sistem pemilu proporsional terbuka atau tertutup yang tengah digugat di Mahkamah Konstitusi.

Safari kedua bertemu dengan PPP. Dalam pertemuan yang digelar pada Senin (13/3/2023), Plt Ketua Umum PPP, Mardiono yang menerima jajaran PBB di bawah komando Yusril langsung membahas soal masa lalu dan kerja sama politik. Mereka juga membahas soal pelaksaan Pemilu 2024.

“Termasuk di dalamnya juga mendiskusikan tentang pelaksanaan pemilihan umum, juga tentang para tokoh-tokoh kita bahwa partai itu sebagai kawah candradimuka,” ucap Mardiono.

Mardiono mengatakan, tokoh-tokoh itu mereka dorong ke permukaan agar maju dalam kontestasi pada Pemilu 2024. “Garis besarnya itu,” kata Mardiono.

Di saat yang sama, Yusril menyebut bahwa pertemuan kedua partai sebagai simbol agar keduanya tetap eksis dan bekerja sama. Ia mengklaim, pertemuan dengan PPP adalah upaya diskusi agar komunikasi partai Islam berjalan baik.

“Kami memulainya dengan PPP sebagai sesama saudara dan mencapai saling pengertian sangat baik bahwa harus bertukar pikiran, saling bertemu, berdiskusi, bekerja sama dalam menghadapi pemilu yang akan datang, baik pemilu presiden maupun DPR," kata Yusril.

Menurut Yusril, telah terjadi perubahan besar di tengah masyarakat sejak lima tahun lalu, ketika pemilu presiden dan legislatif yang kala itu diadakan secara serentak. “Sehingga, fokus masyarakat lebih kepada pemilihan capres dan cawapres dan biasanya ditanya partai kamu siapa capresnya, siapa yang didukung, sepertinya menentukan pemilih dalam pileg, siapa capres dan cawapres yang diusung oleh partai yang bersangkutan," kata Yusril.

Oleh karena itu, kata Yusril, PPP dan PBB dalam pertemuan tersebut mendiskusikan sosok yang akan dicalonkan, termasuk bakal didukung. Melihat kekuatan parpol yang ada sekarang, Yusril memprediksi akan ada dua atau tiga pasangan calon dalam perhelatan Pilpres 2024.

“Itu yang kami diskusikan dengan beliau [elite PPP]. Tadi apakah tetap seperti sekarang, atau ada formasi baru, atau bagaimana? Kami PBB berharap dengan PPP bisa sejalan dalam menentukan arah pemilihan presiden dan dalam gelaran pemilu yang akan datang," kata Yusril.

Yusril juga mengklarifikasi tentang pernyataan PPP soal partai setuju proporsional tertutup hanya 2, yakni PDIP dan PBB. Kedua partai tersebut ideologis secara sejarah, sementara partai politik saat ini terlihat pragmatis padahal tetap memegang ideologi.

“Saya klarifikasi bahwa sebenarnya partai-partai lain tentu punya ideologi, apalagi PPP yang sama-sama partai Islam. Jelas ideologinya, tidak ada bedanya dengan PBB begitu," ucap Yusril.

Yusril berharap kerja sama dengan PPP terus terjalin sampai Pemilu 2024. "Juga tadi didiskusikan dengan Pak Mardiono ini, kami semua menunggu MK, kapan akan diputus pemilihan tertutup atau terbuka, dan ini kalau diputus April, Mei, kan, sudah pendaftaran. Bagaimana mengatasi keadaan ini, begitu juga formasi pemilihan presiden,” kata Yusril.

Pertemuan Ketum PPP dan PKB

Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra dan Ketum PPP Mardiono memberikan keterangan kepada awak media seusai mengadakan pertemuan di Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (13/3/2023). tirto.d/Fransiskus A Pratama

Terbaru, Yusril sebagai pimpinan PBB juga bertemu dengan PKB pada Kamis (16/3/2023) di kantor PKB, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar mengungkap ingin menguji kesaktian Yusril dalam memilih calon presiden mendatang.

Pria yang akrab disapa Cak Imin itu menyebut, kesaktian Yusril bahwa setiap capres yang didukung selalu menang dalam pilpres. Seperti Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pada Pemilu 1999, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY di Pilpres 2004 hingga Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada 2019.

“Reunian khusus tadi (saat bertemu secara empat mata antara Cak Imin dengan Yusril Ihza Mahendra). Jadi Pak Yusril ini orang hebat," kata Cak Imin saat menjamu Yusril dan rombongan DPP PBB di Kantor DPP PKB, Kamis (16/3/2023).

Cak Imin menambahkan, sejak era reformasi, Yusril sering berperan besar dalam menaikkan seorang tokoh jadi presiden. Oleh sebab itu, Cak Imin ingin tahu siapa yang diperkirakan Yusril jadi presiden usai Jokowi.

Cak Imin membocorkan obrolannya dengan Yusril. Dia menyebut Yusril saat ini belum bisa mengungkap nama capres yang bakal menang. Masih butuh waktu seminggu, kata Cak Imin.

Di sisi lain, walaupun belum bisa memperkirakan capres terbaik 2024 sebagaimana yang disebut Cak Imin, Yusril memprediksi akan ada paling banyak tiga pasangan capres dan cawapres.

Saat ini, lanjut dia, para parpol masih menunggu langkah PDIP menentukan calonnya. “Keputusan dari PDIP itu akan mendorong terbentuknya koalisi yang lain. Dugaan saya mungkin akan muncul paling banyak tiga calon, pasangan calon pilpres yang akan datang," kata Yusril.

Pertemuan Ketua Umum PKB dengan Ketua Umum PBB

Pertemuan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dengan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra di Gedung DPP PKB pada Kamis (16/3/2023) dalam rangka membahas arah masa depan politik dari masing-masing partai. (Tirto.id/M. Irfan Al Amin)

Demi Kejar Elektoral Partai?

Pertemuan Yusril dengan sejumlah parpol parlemen berbeda dibandingkan saat Pemilu 2019. Meski saat itu ada pertemuan antar-partai, PBB tidak begitu terlihat saat jelang pemilu.

Meskipun tidak begitu terlihat dan belum lolos parlemen pada Pemilu 2019, PBB di bawah komando Yusril memiliki catatan cukup baik dari sisi politik sebagaimana disampaikan Cak Imin.

Selama dipimpin Yusril, PBB berhasil mendapat posisi penting. Misal jadi menteri hukum dan HAM saat pemerintahan Gusdur-Megawati. Di era SBY-JK, Yusril mendapat tempat strategis sebagai menteri sekretaris negara, sementara koleganya di PBB, MS Kaban menjabat menteri kehutanan.

Sayangnya, saat PBB dipimpin MS Kaban, PBB terpental dari parlemen pada Pemilu 2009. PBB tidak mendapat tempat hingga Yusril kembali mengambil komando PBB pada 2015. Di bawah nakhoda Yusril, PBB menjadi bagian dari tim Jokowi-Maruf dan Sekjen DPP PBB, Afriansyah Noor mendapat jabatan sebagai wakil menteri ketenagakerjaan.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Power, Ikhwan Arif menilai, aksi yang dilakukan Yusril lewat 'safari politik' adalah upaya untuk membangun komunikasi politik dengan partai lain, sekaligus membangun citra partai yang hilang di publik. Ia menduga, Yusril tengah bermanuver agar publik kembali mengingat PBB.

“Manuver politik yang dilakukan Yusril bisa saja membangun citra partai di benak publik, dengan demikian PBB secara langsung membangun brand politik dengan mendekati partai politik parlemen yang tengah disorot pembicaraan publik. Harapan PBB tentu ingin mendapatkan ruang politik dalam hal mendapatkan perhatian khusus terkait isu-isu terhangat terkait partai politik,” kata Ikhwan.

Ikhwan tidak memungkiri bahwa aksi yang dilakukan PBB demi meningkatkan elektabilitas PBB yang rendah. Oleh karena itu, perlu manuver politik demi merebut simpati publik dan meningkatkan popularitas partai.

Ia tidak memungkiri, keberadaan Yusril membawa pengaruh besar bagi PBB seperti saat pemerintahan Abdurahman Wahid. Namun, kata dia, PBB saat ini mengalami kemunduran karena tokoh yang sentral seperti Yusril ada di luar pemerintahan. Oleh karena itu, PBB perlu menyiapkan tokoh yang harus diusung pada Pemilu 2024.

“Jika salah memilih tokoh, bisa saja PBB kehilangan momentum untuk merebut tiket ke parlemen. Masih lemahnya popularitas dan elektabilitas Yusril bisa menjadi tolok ukur masih rendahnya elektabilitas PBB," kata Ikhwan.

“PBB seharusnya terang-terangan mendukung salah satu nominasi kandidat agar PBB mendapatkan limpahan elektabilitas dari efek ekor jas. Jika salah milih capres, bisa saja PBB makin tenggelam," tutur Ikhwan.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Consulting, Arifki Chaniago justru melihat bahwa pertemuan partai yang dilakukan PBB tidak mengedepankan isu elektoral, tetapi tengah melakukan upaya lobi agar pemilu proporsional tertutup dapat berjalan.

“Makanya koordinasi Yusril PBB dengan PPP ini juga PKB agendanya berhubungan dengan ini, karena secara brand mereka ingin menyatukan nilai-nilai yang memang secara agenda lebih mendekati sistem proporsional tertutup," kata Arifki.

Arifki menilai, narasi proporsional tertutup lantas digunakan Yusril bersama partai lain untuk bisa bermain dalam percaturan politik Pemilu 2024.

Arifki mengingatkan bahwa PBB secara politik adalah partai yang tengah terseok-seok dalam beberapa pemilu terakhir. Hal itu memicu keraguan dan menimbulkan persepsi partai tersebut lemah. Kini, peluang partai Islam menang di Pemilu 2024 juga mengalami tantangan karena kue pemilih muslim terbagi ke partai Islam.

Lantas, apakah PBB tengah bermanuver agar lolos parlemen? Arifki menilai, manuver PBB hanya fokus untuk menggolkan sistem pemilu proporsioanl tertutup dan ruang agar Yusril diusung jadi bakal cawapres.

PELANTIKAN PENGURUS DEWAN PIMPINAN PUSAT PBB

Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kedua kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra (kiri) dan Ketua Majelis Syuro PBB KH. Muqoddas Murtadla (kanan) usai Pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang di Jakarta, Kamis (6/2/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz