tirto.id - Presiden Joko Widodo melantik Komjen Rycko Amelza Dahniel sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (Kepala BNPT). Pelantikan Rycko dalam rangka menggantikan Komjen Boy Rafli Amar yang memasuki pensiun pada 25 Maret 2023 lalu.
Selain itu, Jokowi juga melantik politikus Golkar Dito Ariotedjo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) pengganti Zainudin Amali.
Pelantikan Rycko berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 51/TPA Tahun 2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tertanggal 3 April 2023.
Sementara itu, pelantikan Dito berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 26/P 2023 tentang Pengangkatan Menteri Pemuda dan Olahraga Kabinet Indonesia Maju Periode tahun 2019-2024.
Selesai pembacaan keputusan, Rycko dan Dito langsung diambil sumpah dituntun Presiden.
"Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan setia dan taat kepada Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara," kata Rycko dan Dito saat mengucapkan sumpah dihadapan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/4/2023).
"Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab," ungkap Rycko dan Dito.
Usai pelantikan, Dito menandatangani berkas pelantikan bersama Jokowi. Penandatanganan dilanjutkan antara Jokowi dengan Rycko.
Rycko merupakan lulusan terbaik Akpol 1988, mendapatkan predikat Adhi Makayasa, serta ia berpengalaman di bidang reserse. Ia termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat bergabung dalam tim Bareskrim yang melumpuhkan teroris Dr. Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.
Rycko bersama dengan para kompatriot, Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, serta Idham Azis dkk, mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto. Penugasan pertama Rycko ialah di Polres Metro Jakarta Pusat sebagai Kepala Unit Kejahatan dengan Kekerasan. Selanjutnya dia ditugaskan sebagai instruktur di Akademi Kepolisian Semarang.
Tahun 1993 ia mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus dengan predikat terbaik, selanjutnya kembali bertugas di Polres Metro Jakarta Pusat, lalu menjadi Kasat Reserse Polres Jakarta Selatan, dan kemudian menjabat Wakasat Ekonomi Polda Metro Jaya. Tahun 2002 ia mengikuti pendidikan Sespim Polri dan lulus dengan predikat terbaik untuk penulisan Naskah Strategis.
Rycko yang lahir pada 14 Agustus 1966 di Bogor, pernah menduduki sejumlah jabatan penting seperti Kapolres Jakarta Utara. Setelah itu ia dipromosikan jadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Lantas dia kemudian menjabat Kepala Lembaga Kerjasama Pendidikan Dit PPITK PTIK, lembaga yang menginduk pada Lemdikpol, lalu sebagai Wakapolda Jawa Barat, sebelum kini menjadi Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian.
Sementara itu, Dito merupakan salah satu kader Partai Golkar. Pria bernama lengkap Ario Bimo Nandito Ariotedjo merupakan anak dari Arie Prabowo Ariotedjo dan Arti Laksmigati Ariotedjo.
Ia aktif dalam sejumlah organisasi seperti pengurus Ikatan Sport Sepeda Indonesia DKI Jakarta. Ia juga pernah aktif sebagai Dewan Penasehat Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi). Ia kini aktif sebagai Chairman RANS Nusantara FC dan menjadi bagian tim ahli Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia.
Ia sebelumnya aktif dalam kepengurusan Partai Golkar era Airlangga Hartarto di sisa periode 2014-2019. Ia menjabat sebagai Ketua Bidang Inovasi Sosial dan Ormas. Ia juga merupakan Ketua Umum Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI) periode 2017-2022.
Ia sempat menjadi salah satu kandidat Ketua Umum AMPI periode 2022-2027. Akan tetapi, Dito mengundurkan diri saat bersaing dengan kader Golkar lain, Jerry Sambuaga.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Fahreza Rizky