Menuju konten utama

Rusia Sebut AS Tolak Negosiasi Sistem Pertahanan Rudal

Pemerintah Rusia menyesalkan keputusan Amerika Serikat yang menolak untuk membicarakan mengenai program pertahanan peluru kendali mereka. Moskow menganggap program tersebut mengancam keamanan mereka dan menimbulkan masalah, tidak hanya untuk Rusia, namun juga Cina.

Rusia Sebut AS Tolak Negosiasi Sistem Pertahanan Rudal
(Ilustrasi). Antara/ Reuters/ Ballistic Missile Defense Organization.

tirto.id - Amerika Serikat telah menolak tawaran Rusia untuk membicarakan program pertahanan peluru kendali mereka, kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov, yang kemudian menyebut program AS itu sebagai sebuah proyek yang "sangat berbahaya."

Presiden Rusia Vladimir Putin bulan lalu telah memperingatkan Rumania dan Polandia bahwa mereka berpeluang menjadi sasaran roket-roket Rusia karena kedua negara itu menyediakan fasilitas elemen-elemen dari perisai rudal tersebut, yang dianggap Moskow mengancam keamanan negaranya.

Ketika berbicara dalam sebuah forum di Singapura, Antonov mengatakan proyek yang digawangi AS itu memunculkan masalah bagi Rusia dan Cina. Ia mengungkapkan bahwa Moskow telah beberapa kali meminta Amerika Serikat untuk berpikir ulang soal rencananya itu, demikian menurut laporan kantor berita Interfax.

"Kami sudah berkali-kali menawarkan kerja sama kepada kepada mereka dan telah menemukan cara-cara untuk mengatasi situasi ini [...] Tapi kami tidak berhasil meyakinkan mereka untuk meneruskan pembicaraan mengenai isu ini. Menurut pemahaman saya, ini bukan saat yang tepat bagi mereka untuk 'menahan' pembicaraan ini," kata Antonov. Ia tidak memberikan keterangan lebih rinci.

Amerika Serikat sendiri sedang berada di tengah masa kampanye presiden menjelang pemungutan suara pada 8 November.

Militer AS, yang mengatakan bahwa perisai rudal itu diperlukan untuk melindungi Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Eropa dari Iran, bukan untuk mengancam Rusia, mengaktifkan perisai rudal mereka yang berada di Rumania bulan lalu. Proses yang sama akan dilakukan untuk bagian lain dari perisai rudal tersebut, yang berada di Polandia.

"Menjadi sangat berbahaya ketika satu negara mengamankan diri mereka sendiri dengan merugikan keamanan negara-negara lainnya," kata Antonov seperti dikutip Interfax.

Baca juga artikel terkait POLITIK

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara