Menuju konten utama

Ringkasan Cerpen Tarian Pena, Alur Cerita dan Unsur Intrinsiknya

Berikut ini ringkasan cerita Tarian Pena karya Virginia C.C Pomantow, amanat dan tokoh dalam cerita, serta unsur intrinsik dari cerita tarian pena.

Ringkasan Cerpen Tarian Pena, Alur Cerita dan Unsur Intrinsiknya
Ilustrasi Cerpen. foto/istockphoto

tirto.id - Cerita Tarian Pena yang ditulis oleh Virginia C.C. Pomantow bisa menjadi salah satu bahan untuk belajar membuat resensi.

Pasalnya, cerpen Tarian Pena Virginia yang dimuat dalam buku Di Sini Rinduku Tuntas Antologi Cerita Pendek Bengkel Sastra 2019 tersebut memuat perjalanan emosional yang kuat.

Selain itu, gaya bahasa yang digunakan dalam cerita menciptakan suasana dan perasaan yang mendalam. Resensi dapat menyentuh aspek-aspek linguistik dan memberikan apresiasi terhadap keindahan kata-kata yang digunakan dalam menyampaikan cerita.

Dengan membuat resensi cerita Tarian Pena, alur cerita Tarian Pena dapat dibahas dan dipahami lebih mendalam. Untuk memahami lebih dalam tentang cerita Tarian Pena simak uraian berikut mulai dari ringkasan cerita Tarian Pena hingga amanat ceritanya.

Ringkasan dan Alur Cerita Tarian Pena

Cerita Tarian Pena karya Virginia C.C. Pomantow dimuat dalam buku Di Sini Rinduku Tuntas Antologi Cerita Pendek Bengkel Sastra 2019. Berikut ini, ringkasan cerita Tarian Pena.

Cerita Tarian Pena dimulai dengan tokoh aku menyusuri jalan kampung yang sepi, di bawah terik matahari. Ia tiba di "istana tuaku" di mana seorang perempuan tua menyambutnya dengan hangat.

Di dalam istana tersebut, aku mulai menari dengan pena di atas lembaran putih, menuangkan semua perasaannya. Tiba-tiba, aku tertidur dan bermimpi pangeran gagah menjemputnya.

Pagi cerah berikutnya, aku berdiri di sekolah menunggu teman dengan senyuman. Ia senang menuangkan pengalaman sehari-hari dalam tulisan, baik itu puisi maupun diary. Waktu berlalu cepat, dan aku pulang ke "istana tuaku" untuk kembali menari dengan pena.

Namun, kebahagiaan itu terganggu ketika narator mendengar kabar bahwa ibunya telah meninggal. Setelah kehilangan ibunya, aku benar-benar merasa kehilangan arah dan mengalami hari-hari yang penuh sesal.

Aku banyak merenung dan menulis kisahnya dengan pena. Dalam tulisannya, aku memimpikan ibu yang telah pergi. Di tengah kesedihannya, aku juga mengalami mimpi buruk tentang kematian perempuan tua yang selalu menyambutnya.

Kisah berlanjut dengan aku meratapi kehilangan ibu dan menghadapi kesulitan hidup tanpa kehadirannya. Dalam kepedihannya, aku mengungkapkan kerinduan dan kelelahannya terhadap kejadian yang menimpanya.

Secara keseluruhan, cerita Tarian Pena menggambarkan perjalanan emosional narator melalui tulisan dan mimpi, dari kebahagiaan hingga kehilangan, dan kesulitan menghadapi realitas tanpa kehadiran orang yang dicintai.

Tokoh-Tokoh dalam Cerita Tarian Pena

Beberapa tokoh dalam ceritaTarian Pena memainkan peran penting dalam pengembangan cerita. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai tokoh dalam cerita Tarian Pena.

1. Narator (pengarang/tokoh utama)

Tokoh ini adalah narator cerita yang tidak disebutkan namanya. Dia adalah pelaku utama dalam cerita yang menuangkan segala kesedihannya dengan menulis atau menari menggunakan pena di atas kertas.

Narator mengalami perjalanan emosional dari kebahagiaan hingga kehilangan, menciptakan kisah-kisahnya sendiri, dan menyampaikan rasa rindunya pada ibu,

2. Perempuan tua

Seorang karakter yang mendiami "istana tuaku" dan selalu menyambut narator dengan hangat. Dia berperan sebagai figur yang memberikan kenyamanan dan dukungan pada narator. Perempuan tua ini memiliki peran simbolis sebagai penjaga istana yang penuh kehangatan.

3. Aryo

Karakter misterius yang muncul di tengah cerita dan tidak pernah ditemui sebelumnya oleh narator. Aryo menjadi elemen kejutan dalam cerita, menambah dimensi misteri dan kejutan dalam narasi. Interaksinya dengan narator membangkitkan pertanyaan dan pemikiran dalam pikiran narator.

4. Ibu

Merupakan figur penting yang dalam cerita tokoh aku. Kabar kematian ibu membawa kesedihan mendalam pada narator dan memengaruhi emosinya. Ibu menjadi sumber inspirasi dan kehilangan yang besar dalam kehidupan narator.

Unsur Intrinsik Tarian Pena

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang melekat dalam suatu karya sastra dan berkontribusi terhadap makna dan struktur cerita. Berikut adalah penjelasan unsur intrinsik dari cerita Tarian Pena.

1. Tema

Tema cerita mencakup perjalanan emosional, kehilangan, dan keberanian untuk mengatasi rasa kesedihan yang mendalam.

2. Tokoh

Tokoh utama dalam cerita Tarian Pena adalah narator atau tokoh aku yang tidak disebutkan namanya. Selain itu terdapat tokoh penting yang memengaruhi alur cerita antara lain perempuan tua, Aryo, dan ibu.

3. Alur

Alur cerita Tarian Pena yakni alur maju dengan muatan beberapa kilas balik kehidupan tokoh utama untuk menggambarkan pengalaman emosional tokoh utama.

4. Latar

Latar cerita terutama berlangsung di "istana tuaku," di mana narator menuliskan segala perasaannya dan merasakan kehangatan serta kebersamaan dengan perempuan tua. Sekolah juga menjadi latar penting, menunjukkan momen-momen kebahagiaan narator.

5. Sudut pandang cerita

Sudut pandang ceritaTarian Pena yakni sudut pandang orang pertama. Secara jelas, penulis menyebutkan tokoh aku sebagai tokoh utama.

6. Amanat

Cerita ini menyampaikan pesan tentang perjalanan emosional seseorang, dari kebahagiaan hingga kehilangan, dan upaya untuk mengatasi kesedihannya yang mendalam karena kehilangan ibu.

Amanat dan Pesan-Pesan Moral Cerita Tarian Pena

Amanat dalam suatu cerita merujuk pada pesan atau makna yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Beberapa amanat dari cerita Tarian Pena adalah sebagai berikut.

  • Perjalanan emosional dan penerimaan akan kehilangan

Hidup adalah perjalanan emosional yang melibatkan berbagai pengalaman, dari kebahagiaan hingga kehilangan. Dalam hal ini, pembaca diajak untuk menerima kenyataan bahwa kehilangan adalah bagian dari kehidupan dan bahwa melalui perjalanan emosional, seseorang dapat tumbuh dan belajar.
  • Mengekspresikan emosi dalam diri

Pengarang menjadikan menulis sebagai sarana ekspresi diri yang kuat. Oleh karena itu, pembaca diberi inspirasi untuk mengekspresikan perasaan dan pengalaman mereka melalui berbagai bentuk seni sebagai cara untuk mengatasi kesulitan dan menciptakan pemahaman lebih dalam.
  • Proses pertumbuhan dan pembelajaran

Setiap peristiwa, baik bahagia maupun menyedihkan, merupakan bagian dari proses pertumbuhan dan pembelajaran. Melalui cerita Tarian Pena, pembaca diajak untuk melihat setiap pengalaman sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bahkan dalam kondisi yang sulit sekalipun.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dhita Koesno