tirto.id - Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi menyambut baik hasil survei Indikator Politik Indonesia perihal nama Menteri BUMN Erick Thohir yang menempatkan urusan teratas dalam simulasi lima nama calon wakil presiden di Jawa Timur.
Survei teranyar lembaga itu pada simulasi lima nama yang unggul di Jatim, Erick Thohir 24,7 persen, Khofifah Indar Parawansa 24,4 persen, Ridwan Kamil 15,8 persen, Sandiaga Salahudin Uno 12,0 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono 6,5 persen. Sisanya 16,6 persen belum menentukan jawaban.
Menurut Viva, figur Erick Thohir memiliki nilai elektabilitas tertinggi di posisi calon wakil presiden, terutama di kalangan NU (Nahdlatul Ulama).
"PAN merasa gembira atas hasil lembaga survei Indikator di Jawa Timur," kata Viva dalam keterangannya kepada reporter Tirto.id, Selasa (3/10/2023).
Pria kelahiran Lamongan, Jawa Timur 30 Mei 1968 itu mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan Erick Thohir memiliki elektabilitas mentereng di daerah kelahirannya tersebut.
Dia menyebut Ketum PSSI itu berlatar belakang keluarga NU. Viva mengatakan Erick telah menjadi anggota kehormatan Banser dan dekat dengan pengurus struktural PBNU, kiai, dan alim ulama.
"Kedua, Erick Thohir sukses menjalankan tanggung jawab sebagai ketua panitia 100 tahun (1 abad) NU," ucap Viva.
Di sisi lain, lanjut Viva, kehadiran dan keterlibatan Erick Thohir di Banser dan kegiatan NU telah menambah spirit dan energi baru bagi keluarga besar dan kalangan generasi muda organisasi Keislaman Indonesia itu untuk berkiprah di dunia internasional, membangkitkan ekonomi umat melalui bank syariah dan masyarakat ekonomi syariah (MES).
"Figur yang gandrung di dunia sepak bola, seorang teknokrat dan entrepreneur yang profesional, ramah, dan sederhana," tutur Viva.
Viva mengatakan sosok Erick Thohir yang dekat dengan ulama lintas organisasi masyarakat keagamaan itulah yang menambah nilai tambah sebagai kader umat dan bangsa.
"Yang menjadikan spirit Islam dan nilai keindonesiaan sebagai dasar atau pedoman dalam menjalankan amanat untuk masyarakat, bangsa, dan negara," kata Viva.
Karena itu, kata dia, mengingat KPU RI sebentar lagi akan membuka pendaftaran pasangan calon presiden/cawapres pada 19 Oktober 2023, dalam menentukan cawapres, sebaiknya memiliki kontribusi elektoral kepada pasangannya.
Alasannya, jelas dia, pertama, dari hasil lembaga survei, nilai elektabilitas capres tidak berbeda jauh selisihnya, sehingga diperlukan figur calon wakil presiden yang akan menentukan tambahan elektoral guna mencapai target menang pilpres," tukas Viva.
"Kedua, variabel elektabilitas figur calon wakil presiden adalah akumulasi dari faktor integritas, rekam jejak, prestasi, keahlian, dan kultur, sehingga memberikan jalan terbaik untuk mencapai kemenangan di Pilpres 2024," pungkas Viva Yoga.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Reja Hidayat