tirto.id - Sebuah video yang memperlihatkan Puan Maharani cemberut saat membagikan kaus ke masyarakat sempat viral di media sosial. Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR RI itu juga menunjukkan ekspresi wajah yang sedikit marah kepada pengawalnya yang ikut-ikutan memegang kaus tersebut.
Lokasi pembagian kaus itu ditengarai berada di Jawa Barat. Netizen juga menyoroti ekspresi Puan yang cemberut ketika berhadapan dengan wong cilik. Padahal, Puan didorong-dorong maju sebagai capres 2024 oleh para loyalisnya.
Politikus PDIP Junimart Girsang merespons hal tersebut. Ia menyebut video viral itu dimanfaatkan oleh pihak lain untuk menyerang dan merendahkan citra Puan.
"Wajah Mbak Puan kelihatan cemberut, tidak dipungkiri itu benar adanya. Menurut saya momen ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain 'menyerang' untuk meningkatkan ketidaksukaan kepada track record Mbak Puan sebagai seorang figur pemimpin masa depan," kata Junimart melalui keterangan tertulis, Rabu (28/9/2022).
Junimart menuturkan, Puan selalu menyempatkan diri menyapa rakyat di tengah kesibukannya sebagai orang nomor satu di DPR RI. Bahkan putri Megawati Soekarnoputri itu rela panas-panasan demi bertemu dengan warga.
"Padahal mereka pasti tahu bahwa situasi waktu itu terik matahari yang kurang mendukung dan beliau tidak pakai topi, apa adanya, tidak peduli untuk penampilan seorang perempuan kulit menjadi bermasalah. Jadi sesungguhnya wajar saja, justru itu genuine manusia," ucapnya.
"Setiap orang bisa cemberut karena situasi dan suasana, bahkan setiap orang pernah kecewa. Yang pokok Mbak Puan tidak melakukan pencitraan, tapi di tengah kesibukannya sebagai ketua DPP PDI Perjuangan dan Ketua DPR RI beliau tetap terjadwal turun ke bawah untuk menyapa, mendengar suara, aspirasi rakyat," sambung Junimart.
Junimart meminta semua pihak untuk tidak berprasangka buruk atas ekspresi cemberut Puan. Ia kembali menegaskan Puan selalu mendengarkan suara rakyat bahkan dalam situasi apa pun.
"Monggo dikroscek langsung bagaimana respons rakyat ketika Mbak Puan turun daerah bahkan sampai pelosok desa rasa empatinya Mbak Puan. Mari kita pergunakan mata, hati, pikiran, kata yang sehat dan jujur," pungkasnya.
Penulis: Fahreza Rizky
Editor: Maya Saputri