tirto.id - Kampus-kampus di Yogyakarta mengeluarkan surat edaran yang mengatakan tidak terlibat dan tidak mendukung aksi yang dilakukan elemen mahasiswa, pekerja, serta masyarakat di Gejayan, Yogyakarta, Senin (23/9/2019).
Surat itu ramai tersebar di media sosial dan sudah terkonfirmasi oleh kampus UGM, Universitas Sanata Dharma, UNY, Universitas Atma Jaya, sebagai respons terhadap seruan Gejayan memanggil yang sudah ramai sejak Minggu malam (22/9/2019).
Menanggapi respons dan beredarnya surat edaran dari kampus tersebut, Koordinator Aksi, Nailendra mengatakan tetap menghormati keputusan dari kampus.
Ia juga menegaskan bahwa gerakan ini tidak berafiliasi dengan kampus mana pun. Gerakan ini menurutnya untuk mengusung aspirasi warga terhadap sejumlah persoalan mulai penundaan RKUHP hingga revisi UU KPK.
“Kami menghormati sikap kampus, semua punya jalan masing-masing tapi saya menegaskan bahwa aksi ini tidak mengatasnamakan BEM kampus tertentu, organisasi tertentu. Mahasiswa Jogja yang ikut aksi ini juga tidak mengatasnamakan kampus,” ujar Nailendra.
“Dalam konsolidasi ada belasan mahasiswa dari berbagai kampus di Yogya. Aksi ini murni dari masyarakat. Ada pelajar dan pekerja. Ini gerakan organik,” tambah dia.
Nailendra menambahkan titik kumpul yang disepakati di Bundaran UGM, depan kampus Sanata Dharma, dan depan Kampus UIN Sunan Kalijaga juga bukan karena didukung oleh tiga kampus tersebut.
“Pemilihan lokasi titik kumpul bukan karena didukung tiga kampus itu. Lokasi itu dipilih karena aksesibel saja,” pungkas Nailendra.
Editor: Agung DH