tirto.id - Relawan Joko Widodo (Jokowi) menuding massa pemakai kaus #2019GantiPresiden yang mengintimidasi pengguna pakaian #DiaSibukKerja saat Car Free Day (CFD) di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (29/4/2018) adalah pendukung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Pilgub Jakarta.
Tudingan itu disampaikan Koordinator Relawan Jokowi, Mania Immanuel Ebenezer, Senin (30/4/2018). Ia mengklaim sudah mengantongi bukti bahwa massa pengintimidasi adalah bagian dari pendukung Anies-Sandi saat Pilkada DKI 2017.
"Ini perilakunya gerombolan-gerombolan ini adalah pendukung Anies-Sandi. Ini lah para pendukung Anies-Sandi, dan perilaku Pilkada DKI akan diulang di Pilpres. Kami tidak takut," ujar Immanuel di kawasan Cikini, Jakarta, Senin (30/4/2018).
Tindakan intimidatif massa berkaus #2019GantiPresiden terekam video yang diunggah ke YouTube oleh akun Jakartanicus. Dalam rekaman itu, mereka terlihat menyoraki warga pemakai kaus #DiaSibukKerja sebagai massa bayaran. Massa juga tampak berkali-kali mengibaskan lembaran uang ke korban.
Korban pertama intimidasi di CFD adalah seorang pria berkaus #DiaSibukKerja yang berjalan sendirian. Setelah itu, seorang perempuan berkaus sama yang sedang berjalan dengan seorang anak. Ulah pemakai kaus #2019GantiPresiden sempat membuat anak tersebut menangis.
Menurut Immanuel, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harusnya bertindak menanggapi kegiatan massa #2019GantiPresiden yang bertendensi politik di CFD. Sebabnya, CFD tak bisa menjadi arena kegiatan politik seperti diatur Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB).
"Kalau mau fair jangan biarkan yang [kegiatan] gerakan ganti presiden dan tetap Jokowi [di CFD]. Sama-sama enggak boleh ada keduanya, itu lebih terhormat dan adil [...] Dia [Anies-Sandi] bicara aturan, bahwa CFD tak boleh ada aktivitas politik, kenapa mereka diam?" ujar Immanuel.
Relawan Jokowi juga menuding perilaku massa yang mengintimidasi di CFD sama dengan kelakuan elite partai politik tertentu. Immanuel enggan menyebut parpol yang dimaksud, namun ia berkata ada indikasi pelaku intimidasi adalah kader partai.
"Inilah mental pecundang dan persis cerminan pimpinan mereka," katanya.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto