Menuju konten utama

Rekomendasi dan Cara Aman Berolahraga di Tengah Pandemi COVID-19

Rekomendasi WHO dan cara aman berolahraga selama masa pandemi Corona COVID-19.

Rekomendasi dan Cara Aman Berolahraga di Tengah Pandemi COVID-19
Seorang Wanita olahraga berlari memakai masker. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pandemi corona telah membuat berbagai jenis kegiatan batal dilakukan, termasuk aktifitas olahraga bersama, padahal kurang berolahraga dan melakukan kegiatan fisik dapat berimplikasi pada berbagai penyakit Non Communicable Disease (NCD).

Penyakit NCD dikenal dengan kondisi penyakit tidak menular, gejalanya seperti penyakit jantung, diabetes, dan sebagainya. Penyakit NCD menjadi faktor risiko keempat kematian global. Karenanya, untuk mengurangi NCD, masyarakat tetap dianjurkan untuk berolahraga pada pandemi corona.

Namun, potensi penularan virus Corona jenis baru (COVID-19) akan lebih mudah terjadi apabila masyarakat melakukan aktifitas atau olahraga secara bersama-sama.

Berdasarkan surat edaran Nomor 6.11.1 Tahun 2020 Tentang Protokol Kesehatan Pencegahan Penularanan COVID-19 pada kegiatan Kepemudaan dan Keolahragaan, ada beberapa syarat yang harus ditaati agar aktifitas berolahraga bersama tetap dapat dilakukan di luar rumah, demikian seperti dilansir dari situs resmi BNPB.

Syarat tersebut di antaranya, pemakaian masker pada saat berolahraga dan rajin mencuci tangan.

Surat edaran tersebut tidak hanya ditujukan pada masyarakat yang ingin berolahraga di luar rumah, tetapi juga untuk para penyelenggara olahraga seperti sepak bola, maupun jenis olahraga lainnya yang harus memfasilitasi berbagai hal sesuai anjuran protokol kesehatan.

Beberapa fasilitas tersebut seperti, pembersihan dan disinfektan secara berkala pada area yang digunakan untuk olahraga, penyediaan fasilitas cuci tangan, alat ukur suhu tubuh, serta penyelenggaraan aksi olahraga yang tidak dilakukan pada daerah yang sedang tidak memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Aktivitas atlet untuk mementaskan aksi olahraga di lapangan, akan benar-benar terwujud apabila publik pun menaati protokol kesehatan. Sehingga para atlet dapat kembali berkompetisi,” ujar Ponaryo, mantan kapten Tim Nasional Indonesia.

Peraih medali emas Asian Games 2018 Jonathan Christie juga menyatakan hal senada, yakni agar mematuhi protokol kesehatan yang disarankan bagi masyarakat yang tetap ingin berolahraga di luar rumah.

“Sebaiknya berolahraga di tempat pribadi dan tidak di tempat umum, sehingga dapat memperkecil potensi penularan COVID-19, tetapi apabila tetap ingin berolahraga di luar rumah harus tetap menaati protokol kesehatan,” kata Jonathan.

Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) merekomendasikan tentang aktivitas fisik untuk kesehatan secara global di mana kegiatan olahraga yang dapat dijalankan oleh masyarakat terbagi menjadi tiga kelompok umur.

Tiga kelompok umur berdasarkan anjuran WHO, adalah kelompok umur 5-17 tahun, 18-64 tahun, dan 64 tahun ke atas.

1. Kelompok umur 5 hingga 17 tahundianjurkan untuk melakukan aktifitas olahraga berdasarkan intensitas dari sedang hingga kuat minimal 60 menit setiap harinya.

Aktivitas pemuatan tulang pada umur tersebut, dapat dilakukan dengan dengan permainan berupa berlari, melompat, atau berputar.

Selain itu, pekerjaan rumah, rekreasi, dan pendidikan jasmani yang direkomendasikan dari sekolah, keluarga, atau masyarakat pun dapat membantu aktivitas berolahraga di dalam rumah.

Intensitas, durasi, dan frekuensi ektivitas pemuatan tulang tersebut dianjurkan untuk dilakukan secara bertahap khususnya bagi anak dan remaja yang tidak aktif berolahraga. Hal tersebut baik dilakukan, daripada tidak sama sekali.

2. Kelompok umur 18 hingga 64 tahun, aktivitas fisik yang dapat dilakukan seperti aerobik minimal selama 150 menit sepanjang minggu dengan intensitas sedang, atau 75 menit dengan intensitas tinggi sepanjang minggu.

Pemenuhan durasi pada aktivitas intensitas sedang tersebut dapat dilakukan dengan cara membagi 30 menit setiap hari selama seminggu.

Orang dewasa yang tidak melakukan aktivitas fisik sama sekali, dapat berimplikasi pada beberapa penyakit di antaranya, penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes tipe 2.

3. Kelompok umur 65 tahun ke atas, kelompok ini tidak jauh berbeda dengan rekomendasi yang diberikan untuk kelompok umur 18 hingga 65 tahun.

Bedanya, kelompok ini perlu menyesuaikan dengan kondisi fisik yang dimiliki, sehingga aktivitas olahraga dilakukan sesuai dengan kemampuan fisik yang ada.

Kelompok umur 65 tahun ke atas pun harus melakukan aktivitas olahraga dengan seimbang selama 3 hari atau lebih setiap minggu.

Pembagian umur tersebut dapat mendukung terlaksananya aktivitas berolahraga tanpa harus keluar dari rumah, dan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Baca juga artikel terkait TIPS OLAHRAGA atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dhita Koesno