Menuju konten utama

RAPBN 2020: Gerindra Sempat Usul Kurs Rupiah Rp6.500 per Dolar AS

Banggar DPR RI menyetujui asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di RAPBN 2020 pada level Rp14.000-Rp14.500 per dolar AS. Namun, Fraksi Gerindra sempat menyampaikan pendapat lain.

RAPBN 2020: Gerindra Sempat Usul Kurs Rupiah Rp6.500 per Dolar AS
(Ilustrasi kurs rupiah) Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

tirto.id - Badan Anggaran (Banggar) DPR RI telah menyetujui asumsi makro di dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 yang diusulkan pemerintah.

Salah satunya, asumsi nilai tukar rupiah yang dipatok di dalam RAPBN 2020 pada level Rp14.000-Rp14.500 per dolar AS.

Namun, Anggota Banggar DPR Fraksi Golkar, John Kenedy Azis mengatakan, fraksi Gerindra sempat memiliki pendapat lain. Fraksi Gerindra meminta pemerintah mengupayakan agar nilai tukar rupiah bisa jauh lebih kuat pada 2020 dibanding tahun ini.

"Fraksi Gerindra meminta pemerintah untuk optimistis bisa membuat nilai tukar rupiah menjadi Rp6.500 per dolar AS," ujar Kenedy dalam rapat bersama Panja Banggar DPR, di kompleks parlemen, Jakarta pada Senin (7/8/2019).

Menurut dia, keinginan fraksi Gerindra tersebut berkaca dari kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di masa kepemimpinan Presiden RI Ketiga, BJ Habibie.

"Di mana kurs dapat berubah dari Rp16.600 per satu dolar AS, menjadi Rp6.500 per satu dolar AS," ujar Kenedy.

Meski demikian, asumsi soal nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di RAPBN 2020 yang disetujui oleh DPR tetap sebagaimana usulan pemerintah.

Sebab, ada beberapa faktor yang diperkirakan sangat berpengaruh terhadap pergerakan nilai tukar rupiah pada 2020.

Beberapa di antaranya adalah risiko berlanjutnya perang dagang AS-Cina, dampaknya pada volume perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia, dan perlambatan perkonomian global.

Baca juga artikel terkait RAPBN 2020 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom