Menuju konten utama

Airlangga soal Kurs Rupiah Melemah dari Dolar AS: Kami Monitor

Airlangga mengakui bahwa pelemahan kurs Rupiah dari Dolar AS terjadi baru beberapa hari yang lalu dan kini mencapai Rp16.200,00.

Airlangga soal Kurs Rupiah Melemah dari Dolar AS: Kami Monitor
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (4/12/2024). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, merespons tentang pelemahan pada nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Adapun saat ini, kurs rupiah berada di level sekitar Rp16.200 per Dolar Amerika Serikat (As) atau anjlok sebanyak 215 poin.

Airlangga mengatakan, pemerintah terus memonitor pergerakan nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS, tentunya dengan tetap memperhatikan angka di dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

“Kami monitor, Rupiah kan di APBN sudah angka, kami monitor saja,” ujar Airlangga ditemui di Kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (19/12/2024).

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS yang sudah diketok atau disepakati oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berada di level Rp16.000. Angka tersebut masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

Airlangga pun beranggapan pelemahan nilai tukar rupiah ini merupakan hal yang normal terjadi seiring Dolar AS yang tengah mengalami penguatan.

“Baru beberapa hari kemarin kan juga, namanya kurs naik-turun Amerika, Semua lagi menguat,” ujar Airlangga.

Sebelumnya, Gubernur BI, Perry Warjiyo melaporkan nilai tukar rupiah per 17 Desember 2024 ini memang tengah mengalami pelemahan sebesar 1,37 persen dari bulan sebelumnya.

Perry juga menyatakan sebelumnya bahwa nilai tukar rupiah yang melemah terjadi akibat adanya arah kebijakan sektor keuangan Amerika Serikat (AS) serta makin tingginya ketidakpastian global.

“Pelemahan nilai tukar Rupiah tersebut dipengaruhi oleh makin tingginya ketidakpastian global terutama terkait dengan arah kebijakan AS, ruang penurunan Fed Fund Rate yang lebih rendah, penguatan mata uang dolar AS secara luas,” ungkap Perry.

Baca juga artikel terkait KURS RUPIAH atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Andrian Pratama Taher