tirto.id - Jumlah korban meninggal akibat bencana alam Sumatera Barat (Sumbar) mencapai 27 orang hingga hari ini, Senin, 13 Mei 2024. Banjir bandang Sumatera Barat membuat dua jalur utama provinsi lumpuh.
Banjir lahar dingin Sumbar yang menghantam wilayah Kabupaten Agam menyebabkan 19 orang meninggal. Angka ini berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hari Minggu, 12 Mei 2024, pukul 16.40 WIB.
Wilayah terdampak di Kabupaten Agam akibat banjir Sumbar kini meliputi 6 kecamatan. Di antaranya Kecamatan Sungai Pua (kelurahan Pasar Usang dan Kelurahan Silaing Bawah), Kecamatan Canduang (Nagari Koto Bukik Batabuah), dan Kecamatan IV Koto (Nagari Koto Tuo). Kemudian Kecamatan Ampek Angkek, Kecamatan Malalak, dan Kecamatan Palembayan.
159 orang dilaporkan sudah dievakuasi menuju dua lokasi pengungsian. 60 orang ada di SMPN 1 Koto Tuo dan 74 lainnya di SD 08 Kubang Putiah Duo Koto Panjang, Nagari Bukik Batabuah. Kemudian sebanyak 25 kepala keluarga tinggal di sejumlah rumah warga.
Status Sumbar: Darurat Siaga Bencana
BPBD Sumbar mencatat hingga hari Minggu, 12 Mei 2024, pukul 14.30 WIB, secara total jumlah korban meninggal akibat banjir dan longsor Sumbar di tiga daerah sudah merenggut 27 nyawa.
Sebagaimana mengutip laporan Antaranews, rincian para korban meninggal bencana alam Sumatera Barat terdiri dari 16 orang asal Kabupaten Agam dan 11 sisanya asal Kabupaten Tanah Datar.
"Daerah asal korban jiwa ini baru data sementara karena sebagian masih belum teridentifikasi," ucap Ilham, juru bicara BPBD Sumbar.
Mayoritas korban meninggal banjir bandang Sumatera Barat dibawa menuju RS Achmad Muctar Bukittinggi dan RSUD Tanah Datar. Lainnnya sudah berada di rumah duka.
Di Kabupaten Tanah Datar, sebanyak 7 korban meninggal sempat menjalani proses identifikasi hingga hari Sabtu, 11 Mei 2024.
Berdasarkan catatan BNPB, banjir lahar dingin Sumbar disebabkan intensitas curah hujan yang sangat tinggi. Banjir kemudian melanda lima kecamatan, seperti X Koto, Batipuh, Pariangan, Lima Kaum, dan Sungai Tarab.
Sejumlah 25 kepala keluarga terkena dampak, selain 24 unit rumah dan 12 jembatan. Banjir Sumbar di Kabupaten Tanah Datar membuat endapan lumpur tinggi hingga mencapai betis orang dewasa.
Sementara dua jalur utama di Provinsi Sumbar mengalami lumpuh akibat banjir Sumbar. Pertama ada di Silaing Kabupaten Tanah Datar, dan yang kedua yaitu di Malalak Kabupaten Agam.
"Dua jalur utama Sumbar tidak bisa dilalui karena terdampak bencana yaitu di Malalak dan Silaing," tegas Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Nur Afian.
Situasi jalan di Malalak terdapat tanah longsor dan masih dilakukan proses pembersihan hingga hari Minggu (12/5). Lebih dari setengah badan jalan Silaing dikatakan rusak terkena banjir bandang Sumatera Barat.
Jalur alternatif yang bisa dilalui pengendara adalah via Solok-Singkarak-Ombilin-Bukittinggi dan via Pariaman lewat kelok 44-Lubuk Basung-Tiku- Kota Padang.
Menurut Komandan Kodim (Dandim) 0304 Agam, Letkol Arm Bayu Ardhitya Nugroho, banjir bandang dan lahar dingin Sumbar pada hari Sabtu (11/5), membuat wilayah Sumbar berstatus Darurat Siaga Bencana.
"Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Agam diwakili Sekda menyatakan status Darurat Siaga Bencana selama 14 hari ke depan," beber Letkol Arm Bayu Ardhitya Nugroho.