Menuju konten utama

Ramadan Jadi Momentum Krusial Bagi Pelaku Digital

Ramadan adalah momen penting bagi brand di Indonesia untuk meningkatkan penjualan, menarik konsumen baru, dan menciptakan interaksi jangka panjang.

Ramadan Jadi Momentum Krusial Bagi Pelaku Digital
Lutfi Anshari (Customer Success Team Leader Appsflyer), Tabah Yudhananto (Senior VP of Growth Blibli) pada MMA Innovate 2025, Rabu (22/01/2025). Tirto.id/Dwi Ayuningtyas

tirto.id - Indonesia terus mengalami perubahan besar dalam lanskap periklanan digital, terutama dengan berkembangnya pemasaran melalui perangkat mobile. Salah satu momen paling penting untuk para pelaku sektor digital terutama di Indonesia adalah Ramadan. Bulan sakral ini adalah momen penting bagi brand untuk berinteraksi dengan konsumen mereka.

“Sebanyak 72% konsumen global melihat Ramadan sebagai waktu terbaik untuk mendapatkan penawaran belanja terbaik. Sementara 80% masyarakat Indonesia melakukan pembelian terbesar mereka sepanjang tahun selama Ramadan,” ungkap Shanti Tolani, Country Head & Board Of Director of MMA Global Indonesia pada acara MMA Innovate Indonesia di Park Hyatt Jakarta, Rabu (22/01/2024).

Dirinya menambahkan, momen ini juga dapat dimanfaatkan pemilik brand untuk menarik konsumen baru. Pasalnya 88% konsumen melakukan pembelian dari penjual ritel yang jasanya belum pernah digunakan sebelumnya.

Chair of MMA Global Indonesia, Sutanto Hartono, menjelaskan sejatinya pemilik merek mengetahui Ramadan adalah bulan penting yang tak boleh dilewatkan. Hal ini terlihat dari peningkatan yang signifikan pada pengeluaran iklan selama bulan puasa.

“Kami melihat terdapat lonjakan di atas 25% pada bulan Ramadan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya,” ungkap Sutanto, Rabu (22/01/2024). Ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa Ramadan merupakan waktu yang sangat krusial bagi para pemasar untuk memastikan produk dan layanan mereka menonjol dibandingkan pesaing.

Tren yang selaras ditunjukkan dari studi berjudul “Ramadan in SEA & Pakistan: App Marketing Insights from 2024” oleh Appsflyer. Hasil studi tersebut menggarisbawahi bahwa bulan puasa ibarat “tambang emas” di Indonesia. Pasalnya, rata-rata sekitar sebulan menjelang Ramadan, tren pemasangan aplikasi di platform iOS mengalami peningkatan hingga lebih dari dua kali lipat.

Hal ini menunjukkan bahwa pengguna aktif mencari aplikasi yang relevan dengan kebutuhan mereka selama bulan puasa. Tentu ini menjadi peluang bagi brand atau pengembang aplikasi untuk menarik pengguna baru dengan menawarkan konten, fitur, atau promosi yang sesuai dengan suasana Ramadan.

Aplikasi belanja menjadi sektor yang paling diuntungkan pada momen tersebut karena masyarakat sibuk kebutuhan bulan puasa, hadiah, hingga dekorasi rumah. Aplikasi keuangan juga mencatatkan kenaikan aktivitas, terutama di pertengahan Ramadan, ketika konsumen perlu mengelola keuangan mereka untuk membayar zakat. Sementara itu, untuk aplikasi makanan dan minuman mengalami dua kali lonjakan besar, yakni saat awal dan akhir menuju Idul Fitri.

Lebih lanjut, studi ini juga memberikan rekomendasi terkait kunci keberhasilan untuk memaksimalkan momentum, terletak pada peluncuran kampanye lebih awal, pemahaman pasar yang spesifik, dan pembuatan konten yang relevan secara budaya.

Faktor yang tak kalah pentingnya adalah memahami tujuan dari kampanye atau strategi pemasarannya dan kemudian mengukur target kesuksesannya.

“"Kita perlu memahami dengan jelas apa yang menjadi main objective atau tujuan utamanya. Dari tujuan tersebut, kita dapat mengidentifikasi dan memastikan key success factors atau faktor-faktor kunci keberhasilan yang harus dicapai untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian, kita dapat menyusun strategi yang tepat dan mengukur keberhasilan secara efektif."”ungkap Tabah Yudhananto Senior VP of Growth Blibli pada Rabu.

Namun di sisi lain, penemuan ini juga menggambarkan bagaimana interaksi dan tingkat retensi konsumen menurun drastis setelah Ramadan. Oleh karenanya, penting bagi pelaku industri untuk memutar kepala dan memahami cara menjaga interaksi dengan pengguna selepas Ramadan.

Salah satu kuncinya adalah dengan memahami kebutuhan konsumen mereka. Misalnya, usai bulan puasa masuk momen mudik, di mana banyak orang akan kesulitan mengurus keperluan rumah. Jadi saat itu masyarakat butuh sesuatu yang cepat, seperti layanan pengiriman bahan makan segar.

Dengan memahami kebutuhan konsumen dan memanfaatkan strategi pemasaran yang tepat, pelaku industri di Indonesia dapat memaksimalkan peluang selama Ramadan, menjadikannya momen yang tidak hanya berdampak pada penjualan, tetapi juga menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

(INFO KINI)

Penulis: Tim Media Servis