Indeks Revolusi Indonesia

Operasi terjun payung pertama dilakukan di Kalimantan bagian tengah demi eksistensi Republik di masa Revolusi.

Hati nan jernih.
Mencintai negara
tiada pamrih.

Mengabdi tanpa
pamrih. Dari gereja
untuk negara.

Culas beraksi.
Melanggar janji lewat
gencar agresi.

Anak Agung Gde Agung jadi Pahlawan Nasional sejak 2007, meski beberapa catatan menyebutnya sebagai pemilik pasukan anti-Indonesia pada masa Revolusi.

Generasi pengikut Kyai Mojo yang dibuang ke Tondano terlibat dalam gerakan kemerdekaan juga pemberontakan.

NEFIS adalah momok bagi kaum Republiken di zaman Revolusi. Sementara badan intelijen Indonesia berantakan.

17 Agustus 1945 bertepatan dengan 9 Ramadan 1334 H. Momentum paling menentukan dan paling diingat dalam sejarah Republik Indonesia terjadi pada bulan suci.

Si pandai kata.
Cari jalan berbeda
menuju Roma.

Langit nan suci.
Sayap besi perisai
ibu pertiwi.

"Bapak Rakyat" Ce Mamat dan pengikutnya mengambil alih kekuasaan dari Residen Achmad Chatib dan mendirikan Dewan Rakyat.

"Ha, ini pemberontaknya?" kata Hatta. "Ya, saya pemberontak terhadap penjajah," balas Moestopo, yang mengangkat diri menteri pertahanan ad interim.

Usai kemerdekaan, aksi kriminal & kekerasan dengan sasaran orang Belanda dan Indo-Belanda terjadi nyaris di seluruh Pulau Jawa & Sumatera.

"Kalau badan lagi apes dan kita dicurigai 'andjing NICA' (mata-mata Belanda), nasib kita akan jelek sekali," tulis sebuah kesaksian.

Para veteran perang kerap kesulitan, bahkan gagal, menyesuaikan diri dengan kebebasan di masa kemerdekaan.

Langit berduka.
Tanah basah menyambut
kusuma bangsa.

Kapal mengapung.
Menelan pil pahit di
atas geladak.

Mendongkel meja.
Lidah berganti dengan
pucuk senjata.

Cornel Simanjuntak adalah pencipta lagu-lagu revolusi dan perjuangan. Lagu-lagunya banyak diingat orang karena kesederhanaan nada.

Kelompok kiri yang berseberangan dengan PKI bikin kelompok sendiri. Salah satunya Ibnu Parna yang mendirikan Angkatan Komunis Muda (A.Koma).