Indeks Pertumbuhan Ekonomi

Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020 berada di kisaran minus 1,6 persen – (positif) 1,4 persen.

Pertumbuhan ekonomi kuartal II dipangkas lagi dari 3,1 persen jadi 3,8 persen.

Ekonom Indef Rizal Taufikurahman berkata resesi kemungkinan bakal terjadi karena pertumbuhan Q2 akan lebih buruk dari perkiraan awal dan akan berlanjut di Q3.

Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan PDB sektor konsumsi pada kuartal II 2020 bakal anjlok signifikan.

Sri Mulyani ubah prediksi pertumbuhan ekonomi 2020 menjadi hanya mencapai rentang minus 0,4 sampai 1%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya di kisaran minus 0,4-2,3 persen.

BI menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi hanya 0,9-1,9 persen pada 2020.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Hidayat Amir menyatakan COVID-19 bisa menggeser target agar Indonesia menjadi negara maju pada 2045.

Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal III (Q3) 2020 harus bisa mendekati nol persen bahkan melampauinya agar Indonesia terhindar dari resesi.

Peneliti Indef Abdul Manap menjelaskan tren ini menunjukkan ekspor-impor melambat. Meski sebagian negara sudah membuka aktivitasnya, tapi permintaan tak terkerek.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II atau Q2 2020 bakal mengalami kontraksi, atau minus 3,1 persen.

Menko Airlangga Hartarto mengklaim Indonesia memiliki ketahanan ekonomi lebih baik daripada negara tetangga.

Ekonom Faisal Basri menilai tren positif penguatan rupiah dan IHSG lebih disebabkan karena kelebihan modal investor akibat kebijakan ekonomi negara tetangga.

Pemerintah memprediksi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II bakal minus.

Pada kuartal I-2020, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,97% dari target 5%.

Meski Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 0 persen, tapi Kemenkeu masih tetap bertahan pada skenario sangat berat ke berat atau minus 0,4 persen sampai 2,3 persen.

IMF memproyeksikan perekonomian dunia tumbuh minus pada tahun 2020. Sebabnya? Pandemi COVID-19 yang menghantam dunia beberapa bulan terakhir.

Pada skenario terberat, pengangguran bertambah 5,23 juta, kemiskinan bertambah 4,86 juta orang.

Pemerintah akan melonggarkan PSBB dan menerapkan kriteria yang harus dipenuhi daerah agar dapat memberlakukan pola hidup new normal.

Baik buruknya penanganan COVID-19 menjadi penentu nasib pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menkeu Sri Mulyani menyatakan, pemberian bansos tidak akan cukup untuk menahan jatuhnya konsumsi.