Menuju konten utama

Jokowi Sebut Realisasi PEN Capai Rp305,5 T dari Bujet Rp744,75 T

Selain berbasis anggaran, Jokowi mengaku pemerintah menerapkan kebijakan PPKM berbasis level untuk menangani COVID-19.

Jokowi Sebut Realisasi PEN Capai Rp305,5 T dari Bujet Rp744,75 T
Presiden Joko Widodo (kanan) memberikan keterangan pers terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jakarta, Senin (23/8/2021). ANTARA FOTO/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/aww.

tirto.id - Presiden Joko Widodo menyampaikan pemerintah terus berupaya menjaga perekomian di masa pandemi dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan, termasuk insentif kepada pengusaha. Ia pun melaporkan realisasi anggaran pemulihan ekonomi (PEN) Indonesia sudah tembus Rp305,5 triliun dari total bujet Rp744,75 triliun.

"Kementerian Keuangan pada 2020 mengalokasikan dana pemulihan ekonomi sebesar Rp695,2 triliun dengan realisasi Rp579,8 triliun, sedangkan pada 2021 sebesar Rp744,75 triliun dengan realisasi sampai Juli 2021 sebesar 305,5 triliun rupiah," kata Jokowi saat memberikan sambutan acara UOB Economy Outlook 2022 secara daring, Rabu (15/9/2021).

Jokowi mengatakan anggaran yang digelontorkan bersifat berimbang untuk penanganan COVID-19 maupun PEN. Pemerintah menargetkan agar penanganan kesehatan yang menjadi hal utama berjalan diikuti dengan upaya mendorong ekonomi secara seimbang.

Selain berbasis anggaran, Jokowi mengaku pemerintah menerapkan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis level untuk menangani COVID.

"Pemberlakuan PPKM dengan kriteria level 1 sampai dengan 4 dimaksudkan agar gas dan rem sesuai kondisi setempat dan terkini. Pemerintah melakukan sejumlah uji coba dan membolehkan buka dengan aturan dan protokol yang ketat," kata Jokowi.

Jokowi juga mengaku, pelaksanaan PPKM menandakan pemerintah tetap mengedepankan penanganan kesehatan daripada pemulihan ekonomi.

"Artinya kesehatan adalah utama namun ekonomi juga penting. Alhamdulillah, upaya pembukaan ekonomi secara hati-hati ini dipatuhi bersama masyarakat dan dunia usaha sehingga ekonomi mulai menggeliat kembali," kata Jokowi.

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mengajak perbankan dan pelaku usaha untuk mengucurkan kredit, ekspansi bisnis dan menggiatkan usahanya kembali. Ia menekankan pemerintah ingin memanfaatkan pandemi sebagai upaya mempercepat transformasi ekonomi, pelaksanaan agenda ekonomi berkelanjutan, green economy dan blue economy hingga penerapan pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan berkualitas, berkelanjutan dan merata.

Mantan Wali kota Solo ini mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia pasti menggeliat karena negara-negara rekan dagang juga mulai mengalami pertumbuhan ekonomi di masa pandemi. Ia mencontohkan Cina tumbuh 7,9 persen yoy. AS tumbuh 12,2 persen, Jepang tumbuh 7,6 persen dan India tumbuh 20,1 persen.

"Peluang ini harus kita manfaatkan untuk mendorong peningkatan ekspor sebanyak-banyaknya. Investasi juga akan tumbuh lebih tinggi dengan berbagai reformasi struktural yang banyak memberi kemudahan berusaha," kata Jokowi.

Jokowi menyampaikan pemerintah juga mendorong investasi dengan reformasi struktural yang memberikan kemudahan berusaha. Salah satu contoh adalah penerapan online single submission (OSS) berbasis risiko sehingga menciptakan iklim investasi yang semakin menarik.

Oleh karena itu, Jokowi mengajak semua pelaku perbankan dan usaha untuk memanfaatkan peluang perkembangan ekonomi tersebut. "Saya mengajak Bapak Ibu sekalian untuk secara sigap memanfaatkan semua peluang ini. Kesehatan masyarakat terjaga dan perekonomian tumbuh secara berkelanjutan dan merata," kata Jokowi.

Baca juga artikel terkait PEN 2021 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz