Warga ibukota Islandia amat muak dengan elite politik usai krisis finansial 2008. Lahir “protest vote”, yakni siapapun, komedian sekalipun, akan disokong ke balai kota asal bukan borjuasi mapan.
Humornya kering. Kritik sosialnya jenuh. Sinematografi standar, CGI kasar, dan musik latar berlebihan. Di mana letak pengerjaan yang katanya “serius abis” itu?