Menuju konten utama

PVMBG: Pergerakan Tanah di Bojongkoneng Berpotensi Menelan Bangunan

Peneliti Bumi Madya pada PVMBG Agus Budianto menyebut pergerakan tanah di Bojongkoneng, Bogor, berpotensi merobohkan hingga menelan bangunan.

PVMBG: Pergerakan Tanah di Bojongkoneng Berpotensi Menelan Bangunan
Seorang anak melintas di jalan yang terbelah akibat pergerakan tanah di Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (16/9/2022). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat akibat pergeseran tanah, 18 unit rumah mengalami kerusakan serta menyebabkan retakan-retakan di tanah, dinding, plafon dan lantai rumah warga serta akses jalan sudah tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda dua ataupun roda empat. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/AWW.

tirto.id - Peneliti Bumi Madya pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Agus Budianto menyebut pergerakan tanah di Bojongkoneng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berpotensi merobohkan hingga menelan bangunan.

"Ancamannya bukan hanya bangunan roboh, tapi bisa jeblos ke dalam, dan itu membahayakan," kata Agus dikutip dari Antara, Rabu (28/9/2022).

Menurut Agus, bencana pergerakan tanah yang sempat merusak beberapa bangunan dan jalan desa pada Rabu (14/9/2022) itu diakibatkan longsor tipe rayapan tanah.

"Kami melihat adanya fondasi dari batuan tanah yang bergerak, dan kita menemukan adalah lapisan lempung di situ. Nah lapisan lempung itulah yang merupakan bidang yang gelincir yang ada di sana," katanya.

Agus menjelaskan ketika vegetasi di wilayah Bojongkoneng hilang, maka air hujan dengan intensitas deras dapat membuat permukaan tanah menjadi jenuh.

"Air bergerak dengan mudah dan membawa lapisan tanah di bawahnya yang didasari lapisan lempung," kata dia.

Oleh karena itu, Agus mengimbau masyarakat agar menghindari zona-zona tanah yang sudah mengalami retakan, karena ancamannya bukan hanya membuat bangunan roboh, melainkan juga membuat ambles ke dalam tanah.

Agus mengamati kedalaman amblesan berbeda di masing-masing lokasi. Di pinggiran, kedalaman amblesan sekitar satu meter. Ada juga yang amblesnya mencapai kedalaman 1,5 meter.

"Kalau kita lihat di jalan itu kan bervariasi, ada setengah meter tapi retaknya masif, dan itu membahayakan. Dalamnya merupakan kawasan lembah cekungan, zona aliran air yang berarah utara selatan," tuturnya.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mencatat pergerakan tanah di Bojongkoneng mengakibatkan 278 KK atau 1.020 jiwa terdampak.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Bogor per Selasa (20/9/2022) pukul 10.20 WIB, ada sebanyak 246 unit rumah terdampak. Sedikitnya, sembilan unit rumah mengalami rusak berat dan 73 unit rumah rusak sedang. Selanjutnya, satu unit fasilitas pendidikan dan mushalla juga terdampak.

Kemudian, ruas jalan Kampung Curug sepanjang 1 kilometer juga mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dilewati semua jenis kendaraan.

Baca juga artikel terkait PERGERAKAN TANAH DI BOGOR

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan